"selamat membaca tulisan yang disuguhkan tuk semua pembelajar sejati yang mengunjungi blog sederhana ini, thank's for visiting my blog"

Kamis, 12 Maret 2009

Kali Ini Tentang Perempuan dan Anak (Part 1)

Hey guys....pernah denger ga tentang perdagangan orang? Nah loh, syereem kan orang diperdagangin?! Istilah kerennya sih trafficking. Yang sering nonton berita ato baca koran pasti pernah denger or baca deh.... Tapi dah pada tau belom sih bahayanya?? Check this out,guys!;)

Perdagangan Orang atau yang lebih kerennya disebut trafficking entu merupakan kejahatan kemanusiaan, ada juga kejahatan kemanusiaan lainnya yang ga kalah mengerikan. Namanya ESKA, bukan Surat Keputusan lho guys....tapi Eksploitasi Seks Komersial Anak. Dari namanya aja udah jelas kalo’ ini bener-bener kejahatan kemanusiaan yang paraah banget.
Di Indonesia sendiri korban trafficking seringkali digunakan untuk tujuan eksploitasi seksual, misalnya dalam bentuk pelacuran dan paedophilia. Meski gitu, trafiking dalam hal ini ga terbatas hanya pada bentuk eksploitasi seksual atau prostitusi, tapi mencakup juga berbagai bentuk kerja paksa atau kerja mirip perbudakan gitu deh – termasuk kerja dengan jeratan hutang, perkawinan kontrak atau pengantin pesanan, perkawinan usia dini, dan kerja-kerja yang memberikan gaji rendah, seperti di perkebunan, jermal, pekerja rumahtangga, pekerja restoran, tenaga penghibur, pengemis jalanan, dll. Sementara itu terdapat tiga bentuk eksploitasi seksual komersial terhadap anak, yaitu protitusi anak, pornografi anak, dan perdagangan anak untuk tujuan seksual.
Masih tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan angka putus sekolah, rendahnya tingkat pendidikan truz tingginya kesenjangan ekonomi antar negara, bikin masyarakat Indonesia – khususnya perempuan anak, kian rentan terhadap trafficking dan ESKA. Hal ini kebukti dari meningkatnya jumlah korban trafficking.
Sebagai gambaran nih guys, pada tahun 2001 Konsorsiun Pembela Buruh Migran (KOPBUMI) mencatat, 74.616 orang telah menjadi korban trafiking. Sementara pada tahun 2006, UNICEF melansir adanya 100.000 perempuan dan anak Indonesia yang diperdagangkan, mayoritas sebagai pekerja seks. KBRI Malaysia selama tahun 2001 – 2004 menangani 8.876 kasus perdagangan perempuan. Selain kasus trafiking, data yang dikeluarkan UNICEF pada tahun 2006 juga mengindikasikan tingginya eksploitasi seksual komersial anak, di mana 30 persen pekerja seks di Indonesia adalah anak-anak (usia 10 – 18 tahun). dan 3 juta anak memiliki pekerjaan berbahaya.
Prostitusi anak, diperkirakan bakal terus meningkat selagi krisis ekonomi masih berjalan dan belum ada prasyarat yang menunjukkan adanya penurunan permintaan. Demikian juga perdagangan anak untuk tujuan seksual dan pornografi anak akan semakin meluas, mengingat kian terbukanya arus informasi global, dan meluasnya penggunaan teknologi internet (nah lho….yang suka liat dan cari-cari gambar gituan, bisa jadi tergolong orang yang menyebabkan semakin meningkatnya angka eksploitasi seks terhadap perempuan dan anak. Dosanya jadi dobel dunk?!).
Identifikasi terhadap latar belakang korban trafficking di beberapa daerah menunjukkan kalo’ korban trafficking kebanyakan adalah anak dan perempuan berusia muda, berasal dari keluarga miskin, berpendidikan rendah, merupakan korban perceraian atau kekerasan dalam rumahtangga, dan berasal dari daerah yang miskin informasi.
Ironis banget ya nasib mayoritas perempuan dan anak di negeri ini, guys.....pastinya pada penasaran pengen tau apa aja yang udah dikerjain pemerintah untuk menyelamatkan nasib para perempuan dan anak di negeri ini? Pantau terus blog sederhana ini, sering-sering berkunjung ya guys....;)
Selengkapnya...

Sehari-Semalam Tanpa Bunda

Sehari-Semalam tanpa Ibu di rumah; ga ada yang bangunin tahajud...alhasil aku dan adik perempuanku ga tahajud karena kesiangan bangun tapi subhanallah euy...babe yang biasanya harus dibangunin untuk sholat berjama’ah di masji ternyata bisa bangun sendiri. Adek lelaki ku bahkan kesiangan sholat shubuhnya karena hanya bundaku yang mumpuni untuk membuatnya beranjak dari tempat tidur.
Sehari-Semalam tanpa Ibu di rumah; ga da yang ngingetin untuk bergegas membuat sarapan pagi dan ga ada yang masak kalo’ pas aku ada kegiatan di luar. Dan hari itu aku, babe dan adik lelakiku baru sarapan di sore hari. Karena aku yang ga sigap memanage dapur sebelum berangkat, karena babe ga inisiatif beli makan di luar, karena adek lelaki ku yang begitu manja dan baru makan kalo’ dipaksa sama ibu (sampe musti disuapin supaya mau makan,paraaah...). Hanya adik perempuanku yang makan secara normal karena di kantornya dapet jatah makan siang.
Sehari-Semalam tanpa Ibu di rumah; kliyengan karena telat makan sedangkan aktivitas begitu padat dari pagi sampe jelang maghrib. Setrikaan numpuk karena ga da yang ngarahin khadimat, semua perempuan anggota keluarga musti beraktivitas di luar rumah. Dedek kesenengan karena bebas main PS tanpa ditegur ibu atau mbak-mbaknya untuk sholat dan makan. Babe kelaperan dan kesepian karena ndirian di rumah, ga da temen ngobrol.
Sehari-Semalam tanpa Ibu di rumah; ga enak buangeet deeh.... sepi, laper, lemez, pusing! Pas ibu pulang, semua pada rebahan di samping ibu, tepat setelah selesai sholat maghrib. Dan aktivitas seperti biasa di mulai; bercerita kejadian yang dialami masing-masing di hari itu. Subhanallah.....

Alhamdulillah...Terimakasih Ya Allah karena telah memberikan ibu yang begitu baik dan pengertian, ibu yang dapat menjadi penyemangat untuk meningkatkan ibadah dan kualitas keimanan padaMU, ibu yang pengertian dan selalu mensupport anak-anaknya untuk istiqomah di JalanMU.
Rabb....cintailah kedua orangtuaku sebagaimana mereka mencintaiku pada saat aku kecil. Bahagiakan mereka di dunia dan di akhirat, berilah mereka keikhlasan dan kekuatan untuk mendidik anak-anaknya dan membangun keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah; keluarga yang menjadi pendukung dakwah Ilallah. Pertemukan kami sekeluarga di Firdaus bersama Rasulullah, para sahabat beliau, orang-orang mu’min dan mereka yang saling mencintai karenaMU,amiin.....

Selengkapnya...

Minggu, 08 Maret 2009

Titipan

NTLR is Missing......
Ga tau apa penyebabnya, laptopku ga kunjung bisa dinyalain. Ku tekan tombol ctlr, Alt, Del secara bersamaan, tapi masih ga bisa juga; keterangan yang muncul di layar lapotopku masih sama. Kucoba berulang kali tapi hasilnya tetap saja nihil. Panik.....! Rasanya tadi sore setelah digunakan masih baek-baek aja, ga ada hal atau gejala masalah. Ku hentikan usaha menyalakan laptop, dan berusaha menelfon seorang teman, karena abang yang biasa benerin komputer di rumah ga bisa dihubungi. ”Wah, kalo’ udah klik ctlr, Alt, Del masih ga bisa juga, ga tau ya mbak..... ga terlalu ngerti juga”. Ihikz.... ada aja yang rusak. Sebelumnya layar monitor rusak, truz sebelumnya lagi printer error. Belum kelar yang satu diperbaiki, eh........dah ada lagi yang rusak. Innalillahi.........
Pernahkah kalian mengalami musibah seperti yang kualami, kawan? Jika pernah, kurasa kalian juga bisa merasakan apa yang kurasakan saat itu ya? Apalagi kalau yang biasa handle barang-barang itu adalah kamu, yang kalau rusak maka semua mata akan mengarah kepadamu seolah bertanya ”emang diapain sih sampe bisa rusak gitu?”. huhu....sedih banget kan, guys?
Tapi bukan mau bahas perasaan sih....tapi pernah ga sih kita renungin, ketika beberapa barang di rumah kita yang tiba-tiba harus masuk ”rumah sakit” dan tentunya akan membuat pengeluaran tak terduga dalam buku keuangan rumah tangga semakin besar, mungkin ada hak-hak orang lain yang terabaikan. Mungkin Allah sedang memperingatkan kita bahwa infaq dan sedekah kita kurang banyak bulan ini. Atau memang Allah menitipkan rezeki orang lain pada rizki yang kita dapatkan bulan ini. Husnudzon saja, selama kita tetap membelanjakan rizki yang Allah berikan ke jalan Allah juga, maka insyaAllah pengeluaran-pengeluaran tak terduga itu adalah rizki orang lain yang Allah titipkan pada kita.

Rabb, berkahilah setiap rizki yang Engkau berikan agar hidup kami lebih nikmat dan rizki itu membawa kami pada keridho’an Mu,amin....


Selengkapnya...

Jumat, 06 Maret 2009

Kebiasaan Buruk Buat Otak

Otak manusia terdiri lebih dari 100 miliar syaraf yang masing-masing terkait dengan 10 ribu syaraf lain. Bayangkan, dengan kerumitan otak seperti itu, maka Anda wajib menyayangi otak Anda cukup dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering disepelekan.

Otak adalah organ tubuh vital yang merupakan pusat pengendali sistem syaraf pusat. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh.

Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.

Sungguh suatu tugas yang sangat rumit dan banyak. Maka, hindarilah kebiasaan buruk di bawah jika Anda masih ingin otak Anda bekerja dengan baik.

1. Tidak mau sarapan
Banyak orang menyepelekan sarapan, padahal tidak mengkonsumsi makanan di pagi hari menyebabkan turunnya kadar gula dalam darah. Hal ini berakibat pada kurangnya masukan nutrisi pada otak yang akhirnya berakhir pada kemunduran otak.

2. Kebanyakan makan
Terlalu banyak makan mengeraskan pembuluh otak yang biasanya menuntun kita pada menurunnya kekuatan mental.

3. Merokok
Merokok ternyata berakibat sangat mengerikan pada otak kita. Bayangkan, otak kita bisa menyusut dan akhirnya kehilangan fungsi-fungsinya. Tak ayal diwaktu tua kita rawan Alzheimer.

4. Terlalu banyak mengkonsumsi gula
Terlalu banyak asupan gula akan menghalangi penyerapan protein dan gizi sehingga tubuh kekurangan nutrisi dan perkembangan otak terganggu.

5. Polusi udara
Otak adalah bagian tubuh yang paling banyak menyerap udara. Terlalu lama berada di lingkungan dengan udara berpolusi membuat kerja otak tidak efisien.

6. Kurang tidur
Tidur memberikan kesempatan otak untuk beristirahat. Sering melalaikan tidur membuat sel-sel otak justru mati kelelahan.

7. Menutup kepala ketika sedang tidur
Tidur dengan kepala yang ditutupi merupakan kebiasaan buruk yang sangat berbahaya karena karbondioksida yang diproduksi selama tidur terkonsentrasi sehingga otak tercemar. Jangan heran kalau lama kelamaan otak menjadi rusak.

8. Berpikir terlalu keras ketika sedang sakit
Bekerja keras atau belajar ketika kondisi tubuh sedang tidak fit juga memperparah ketidakefektifan otak.

9. Kurangnya stimulasi otak
Berpikir adalah cara terbaik untuk melatih kerja otak. Kurang berpikir justru membuat otak menyusut dan akhirnya tidak berfungsi maksimal.

10. Jarang bicara
Percakapan intelektual biasanya membawa efek bagus pada kerja otak


Selengkapnya...

Kamis, 05 Maret 2009

Manfaat Sholat Berjama'ah

Sering kali kita lalai untuk bersegera melakukan kebaikan karena tidak mengetahui manfaat dari kebaikan yang kita lakukan. So, saya ingin berbagi sedikit tentang manfaat shalat berjama’ah (terutama di masjid buat yang merasa cowok, pria atawa ikhwan) supaya kita semua pada semangat untuk melakukan amalan yang satu ini. Check this out!
1. Bentuk Kepatuhan Terhadap Perintah Allah dan Rasul-Nya.
”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orag-orang yang rukuk” (Al-Baqarah : 43).
Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat tersebut dengan keterangan, ’hendaklah bersama orang-orang beriman dalam berbagai perbuatan mereka yang terbaik, dan yang paling utama dan sempurnakanlah semua itu dengan shalat’.

2. Sebagai Bukti Keimanan
”Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (At-Taubah : 18)

3. Sarana Menjaga Diri Dari Gangguan Syetan
”Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana shalat berjama’ah, melainkan telah nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh syetan. Karena itu jagalah shalat berjama’ah, sebab hanya kambing yang terpencil dari kawanannya sajalah yang dapat dimakan oleh serigala”. (HR. An Nasa’i)

4. Menjauhkan Diri Dari Sifat Orang Munafik
Di antara sifat orang munafik adalah mereka bermalas-malasan dalam shalat. Hal ini dinyatakan oleh Allah dalam surat An Nisa ayat 142.
”Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali”.

”Tidaklah ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi (beratnya) shalat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak” (Mutafaqun ’Alaih).

5. Menjadi Sebab Diampuni Dosanya oleh Allah
”Jika imam mengucapkan ”ghoiril maghdhubi ’alaihim waladhallin” (bukan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula oranng-orang yang tersesat) maka ucapkanlah ”amin”, karena sesungguhnya siapa yang ucapan (aminnya) bersamaan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Mutafaqun ’Alaih).

”Jika imam mengucapkan ”sami’allahu liman hamidah” (Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya) maka ucapkanlah ”Allahumma rabbana lakal hamdu” (Ya Rabb kami, bagi-Mu segala puji), karena sesungguhnya siapa yang ucapannya bersamaan ucapan malaikat, niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Mutafaqun ’Alaih).

”Siapa yang berwudhu untuk shalat dan menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan (untuk menunaikan shalat wajib, dan ia shalat bersama manusia atau bersama jama’ah atau di dalam masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya” (HR. Muslim).

6. Berada Dalam Jaminan Allah
”Siapa yang shalat Shubuh secara berjama’ah maka ia berada dalam jaminan Allah”.

7. Mendapatkan naungan Allah di Hari Kiamat
”Tujuh golongan manusia yang Allah akan menaunginya pada hari kiamat di mana tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. ... seseorang yang hatinya senantiasa bergantung dengan masjid” (HR. Muslim).

8. Bebas Dari Neraka dan Sifat Munafik
”Siapa yang melakukan shalat berjama’ah selama 40 hari, dan ia mendapatkan takbir pertama, niscaya dituliskan untuknya dua pembebasan, bebas (selamat) dari neraka dan selamat dari nifak”.

9. Selamat Dari Kelalaian
”Sungguh beberapa kaum benar-benar akan menghentikan (kebiasaannya) meninggalkan shalat berjama’ah atau Allah benar-benar akan mengunci mati hati mereka lalu mereka benar-benar termasuk orang yang lalai” (HR. Ibnu Majah).

10. Sebagai Media Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebaikan)
Berlomba-lomba dalam kebaikan, amal sholeh, yang telah diperintahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah berfirman;
”Dan yang demikian itu, hendaknya orang berlomba-lomba” (QS. Al-Muthaffifin : 26).

Tuh kan guy’z, manfaatnya oke buangeet khan?! So, masih ada yang mau males-malesan sholat berjama’ah (apalagi buat yang cowok-cowok niih)? Pastinya enggak dunk yaaaaa....? Pahalanya Syurga gitu lho........!!!! Semangat.....!!!!!

Sumber:”The Power Of Shalat Jama’ah”; Abdullah Khoir, Insan Media.

Selengkapnya...

Senin, 02 Maret 2009

Ponari dan Realitas Masyarakat

Fenomena pengobatan alternatif seperti dukun Ponari dan beberapa dukun cilik lainnya yang sering kita saksikan melalui layar televisi kita sungguh meresahkan. Betapa banyak orang-orang yang rela mengantri dengan resiko lemas bahkan mati terinjak-injak hanya untuk mendapatkan air yang konon berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sebenarnya pengobatan alternatif yang tidak sesuai syari’at dan secara logika juga tidak masuk akal sudah lama menjadi bagian yang sulit dihilangkan dari kultur masyarakat kita.

Fenomena ini bisa kita lihat dari dua sudut pandang, yakni dari segi syari’at dan dari segi sosial. Secara syari’at, tentu saja ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat besar bagi para Arsitek Perubahan (baca:da’i). Tentu saja dalam Islam dikenal pengobatan alternatif yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.dan tentu saja tidak masalah jika yang digunakan oleh masyarakat adalah pengobatan alternatif yang tidak bertentangan dengan apa yang telah Allah tetapkan dan Rasulullah contohkan, tapi sayangnya kebanyakan pengobatan alternatif yang dipilih oleh masyarakat adalah yang mengancam aqidah mereka. Na’udzubillah, jika kesembuhan itu diperoleh dengan menggadaikan aqidah. Atau yang lebih parah lagi, jika karena pengobatan itu sang pasien malah tidak tertolong. Meninggal dengan menggadaikan aqidah tanpa ada kesempatan untuk bertaubat, nau’dzubillahi min dzalik.....
Secara sosial, fenomena masyarakat ini sangat erat kaitannya dengan potret kemiskinan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat negeri ini. Kemiskinan yang disebabkan dzalimnya para pemegang kekuasaan, keserakahan pejabat-pejabat negeri ini, ketidak amanahan sebagian besar wakil rakyat di parlemen sana. Kemiskinan yang begitu menghimpit kehidupan mereka, sehingga membuat mereka berfikir ribuan kali untuk ke dokter atau bahkan puskesmas jika sakit dan memilih pengobatan alternatif yang lebih dapat dijangkau dari segi biaya dan jarak karena untuk mengganjal perut mereka saja mereka harus berjuang begitu keras.
Inilah potret kelam kemiskinan di negeri ini, yang mempunyai berbagai efek baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan atau dalam kehidupan spiritual. Apapun kita...kita adalah da’i kawan sebelum apapun kita. Dan pekerjaan-pekerjaan rumah yang berserakan di negeri ini adalah tanggung jawab kita, siapapun kita dan apapun profesi kita. Kita bisa membawa perubahan...perbaikan pada negeri ini. Mari..bekerja, berkarya dan terus beramal, kawan.....karena sekecil apapun jika kita lakukan secara terus menerus dan berkesinambunagan, apalagi jika banyak orang yang melakukannya tentu akan memberikan dampak yang luar biasa. Tapi jika orang lain belum melakukannya, jangan bersedih kawan, teruslah bekerja, berkarya dan beramal dengan ikhlas dan suatu saat engkau akan melihat keajaiban tersendiri disekitarmu......

Selengkapnya...

Jumat, 27 Februari 2009

Sekeping Hening

Ada sesuatu
Yang terus mendesak saat
dibendung
Terus meruyak saat
Dikungkung

Lantas
Meledak saat dipenjara
Dalam ruang
Selalu
Menuntut dibiarkan
Dilepaskan
Dan… dilupakan…

Maka ia mengalir
Tenang
Dalam diam,
dalam lengang
Dalam gelap sepi entah sampai
Kapan akan berhenti

sumber : tags "diary" di www.saktiwibowo.multiply.com (judul asli "O")
Selengkapnya...

Bertemu Sisipus (Pelajaran Tentang Futur)

Saat menemuinya di tebing batu, aku melihat bahwa wajah Sisipus begitu lelah. Tentulah begitu. Ia telah mendorong batu mendaki bukit. Namun, usahanya itu seakan sia-sia saat sang batu kembali meluncur ke lembah.
Telah begitu ia lakukan bertahun-tahun, mungkin berabad-abad. Setiap kali batu yang didorongnya tiba di puncak bukit, batu itu akan menggelincir ke lembah. Tapi, ia akan kembali mendorongnya, sementara ia tahu sesampai di puncak, batu itu akan kembali menggelincir ke lembah.

Aku kasihan menatap wajah yang lelah itu.
“Tidakkah kau bosan mendorong batu dan menggeleincirkannya kembali?”
Ia menggeleng. “Jika aku bosan, maka aku telah berhenti mendorong batu-batu itu.”
Dan memang, belum pernah kudengar berita Sisipus berhenti mendorong batu ke atas bukit.
“Ah, alangkah menyedihkan nasibmu.”
“Nasib mana?”
“Kerja kerasmu sia-sia begitu batu yang kaudorong ke puncak, kembali bergulir ke lembah.”
“Sedih atas itukah engkau? Oh, sungguh! Andai kau tahu, aku tak pernah sedih dengan tergenlincirnya batu-batu. Sebab, jika ia kokoh bertengger di puncak sedangkan aku masih hidup, apa yang akan kulakukan lagi? Jika ia bertengger di puncak, maka itu akan membuat aku berhenti.”

----

Begitulah Sisipus yang sepanjang hidupnya mendorong batu. Ia tak boleh bosan mendorongnya, sebab itu akan membuat ia tidak melakukan pendakian. Ia juga tidak boleh menggerutui batu yang menggelinding kembali ke lembah. Sebab jika batu itu berdiam di puncak, tak akan ada lagi yang kan didorongnya.
Sisipus adalah kita. Mendorong batu adalah hakikat ibadah. Menggelincir ke lembah adalah fluktuasi keimanan.
Menjadi futur bukanlah aib, meski bukan pula sesuatu yang layak untuk dinikmati dan dibanggakan. Tapi, itu sebuah proses pencapaian ibadah.
Futur adalah sebuah keniscayaan agar hakikat kita sebagai hamba itu terdefinisi.
Jika manusia telah tak lagi futur, sampailah ia pada ujung umur.
Diberi-Nya kita futur agar kita kembali memulai proses. Seperti Sisipus yang kembali mendorong batu ke puncak bukit.
Futur hakikatnya sebuah kepercayaan dari-Nya agar kita memulai lagi sebuah pendakian.

sumber :www.saktiwibowo.multiply.com (dengan sedikit penambahan)



Selengkapnya...

Selasa, 24 Februari 2009

Nonton Bioskop

Ini bukan judul lagunya alm.Benyamin S yang cukup terkenal di era tahun 80’an (bener ga sih tahunnya) itu lho.... Ini beneran pengalaman nonton bioskop, pengalaman pertama semenjak aku dewasa.

Sebenernya aku berazzam ga mau nonton ke bioskop, sebagus apapun filmnya. Buatku lebih baik menunggu sampai VCD nya keluar dan nonton di rumah sendiri. Aku punya alasan tersendiri menganai hal ini, kawan.... Salah satunya aku tidak merasa cukup nyaman masuk bioskop dengan jilbab rapi seperti yang biasa aku kenakan sepuluh tahun terakhir. Aku ga mau dijadikan referensi dan justifikasi bagi orang lain; mbak itu aja nonton ke bioskop. Hiiiiiii.....takuuut..!! Emang sih ke bioskop ga haram (selama film yang ditonton juga film yang ga haram dilihat), tapi gimanaaaaa gituuuu......ga nyaman aja.
Kembali pada pengalaman pertamaku nonton bioskop; sehari sebelum pulang ke Pontianak setelah test di kejagung, teman sekost-an ku minta ditemenin nonton.....bilangnya anak-anak kost-an yang lain pada ikut. Awalnya aku menolak, tapi temanku ini terus saja merayuku setengah merengek. Dasar melankolis, susah banget bilang ”enggak” akhirnya aku menyatakan kesediaanku dengan setengah hati. Kebetulan aku belum nonton film ’Laskar Pelangi’ tapi ternyata teman-temanku yang akan pergi bareng udah pada nonton dan mereka pengen nonton film yang lain.
Akhirnya kami pergi ke PH berempat, aku nonton ’Laskar Pelangi’ dan tiga temanku yang lain nonton film barat yang baru keluar. ”Mau dianterin ga mbak?”Euis menawarkan untuk menemaniku masuk ke studio 3 karena film yang akan dia tonton baru akan dimulai 15 menit lagi. ”Ga usah deh...”, dengan PeDe nya aku menolak tawaran Euis, ga maksud apa-apa sih....tapi ga tau kenapa aku menolak tawaran itu padahal seperti yang aku katakan tadi, it’s my first time!! Tapi aku ga bilang-bilang ke yang lain. Dulu waktu kecil bisa dibilang aku cukup sering nonton ke bioskop tapi saat itu aku belum ngerti apa-apa, taunya udah duduk di kursi bareng kedua orang tuaku. Dan saat itu, dengan PeDe nya aku masuk studio sendirian...walhasil aku bingung sodara-sodara...dengan kursi yang bersusun begitu banyak, aku musti duduk dimana........??? Karena bingung dan banyak yang duduk berdua-duaan, aku memilih duduk di kursi yang agak belakang, di dekat seorang ibu dan anak kecil. Tempat yang cukup aman, fikirku... tak berapa lama aku duduk di tempat itu, ada serombongan remaja menuju ke arah tempat dudukku dan tampak sedikit bingung sembari melihat tiket masuknya. Kemudian salah seorang diantaranya bertanya; ”maaf, mbak nomor berapa?” tergesa kuambil tiket dari tasku. ”E 17” jawabku perlahan. ”ooo....E 17 di situ mbak” katanya, sambil menunjuk ke arah depan”. ”ooooo gitu, maaf ya...makasih” ujarku menahan malu. Aku pindah ke nomer 17 beberapa baris di depan kursi yang kududuki semula, singkatnya karena hanya memperhatikan nomer tanpa melihat baris kursinya aku harus nebelin muka, karena beberapa kali salah duduk. Tengsiiiiin abiizzzz.....!!!!
Tapi sayangnya penderitaanku belum selesai sampai pada menahan malu tapi berlanjut menahan pegel, karena baru setengah jam nonton aku merasakan hal yang tidak enak. Badanku rasanya pegel semua karena duduk mulu...ga bisa ngapa-ngapain, beda dengan nonton di rumah. Capek duduk bisa rebahan, capek rebahan bisa miring sana-sini. Alhasil aku ga bisa menikmati film yang bagus ini sepenuhnya, aku kapook buangeet deh nonton bioskop. ”Ini pertama dan terakhir”, batinku. Udik banget ya?! Tapi bagiku mungkin ini ”sentilan” Allah karena mengingkari janji pada diriku sendiri. Wallahu’alam wastaghfirullah....

Selengkapnya...

Minggu, 22 Februari 2009

Single Happy

mereka bilang aku pemilih dan kesepian
terlalu keras menjalani hidup
beribu nasehat dan petuah yang diberikan
berharap hidupku bahagia


reff:
aku baik baik saja
menikmati hidup yang aku punya
hidupku sangat sempurna
I'm single and very happy
mengejar mimpi mimpi indah
bebas lakukan yang aku suka
berteman dengan siapa saja
I'm single and very happy

mereka bilang sudah saatnya karena usia
untuk mencari sang kekasih hati
tapi kuyakin akan datang pasangan jiwaku
pada waktu dan cara yang indah

back to reff:

waktu terus berjalan tak bisa kuhentikan
kuinginkan yang terbaik untuk hidupku

back to reff:

By :
Oppie Andaresta Selengkapnya...

Hopefully

Entah kenapa tapi belakangan ini hatiku berdebar-debar. Kegelisahan yang bergulir seiring waktu yang berjalan. Hey...jangan pandang aku dengan tatapan penuh curiga seperti itu, aku tak sedang jatuh cinta.

Hatiku mulai berdebar ketika mengetahui kejelasan jadwal tentang waktu Diklat Teknis Administrasi Kejaksaan, yang akan aku lalui bulan depan selama dua pekan.
Tak sabar rasanya menanti akhir masa diklat karena saat itu aku akan menerima Surat Keputusan dan juga mengetahui di mana aku akan ditempatkan kelak. Ada perasaan yang aneh, entahlah.... Jawabannya akan kuketahui di penghujung Maret. Penghujung bulan yang akan menentukan langkah kaki di hari-hari selanjutnya. Penghujung Maret yang akan mempengaruhi sebagian besar sendi-sendi kehidupanku. Di mana pun, semoga yang terbaik untuk dunia dan akhiratku... semoga membawa keberkahan, semoga...!!
Selengkapnya...

Kamis, 19 Februari 2009

Pemimpin; Cerminan Masyarakat

Bahasan mengenai “Ketersinggungan Anggota DPR RI” di Editorial Media Indonesia yang di tayangkan Metro TV tadi pagi menarik perhatianku yang belakangan cukup bosan dengan pemberitaan perihal kaum elite negeri ini yang seolah (atau memang) tidak punya etika.

Tapi bukan tentang moralitas pemimpin negeri ini yang ingin kucermati, karena rasanya rakyat negeri ini sudah mengetahui kelakuan mayoritas para anggota dewan yang “terhormat” itu. Korupsi, skandal dengan WIL, adu jotos di ruang sidang, dan segudang tindakan tak terpuji lainnya (dalam posisinya sebagai maupun di luar posisinya sebagai anggota DPR) telah menjadi “tontonan” keseharian rakyat negeri ini.
Inilah potret carut marut pemimpin negeri ini, kawan…. Tapi apakah semua ini murni kesalahan mereka? Bukankah kita, rakyat yang merupakan bagian dari kesatuan bernama Negara ini yang telah memilih mereka? Inilah cermin dari rakyat negeri, masyarakat kita, kawan… karena kualitas pemimpian negeri ini adalah cerminan kualitas masyarakat yang notebenenya adalah masyarakat yang telah memilihnya. Anggota masyarakat yang berkualitas tentunya tidak akan pernah memilih pemimpin yang tidak berkualitas. Mereka pasti akan melihat bibit, bebet dan bobot calon wakil rakyat yang dengan suaranya akan dihantarkan menuju sebuah institusi Negara yang menempatkannya sebagai pengmbil kebijakan untuk nasib anak-anak di negeri ini. Seorang anggota masyarakat yang mempunyai kualitas kepribadian yang mengesankan tentunya tidak akan memilih calon wakil rakyat yang tidak memiliki attitude, yang selalu menggunakan cara-cara premanisme sebagai alat kekuasaan.
Mari kita coba mengingat kembali, siapa orang yang kita pilih pada pesta demokrasi yang berlangsung lima tahun silam. Dan lihatlah bagaimana kinerja dan sikapnya selama lima tahun mengemban amanah yang kita percayakan pada mereka, apakah mereka termasuk anggota dewan yang bermasalah? Jika tidak, maka bersyukurlah ternyata mereka tergolong yang amanah, berusaha dengan sekuat tenaga untuk memperjuangkan kesejahteraan dan perbaikan bagi rakyat negeri ini. Tapi jika anggota dewan yang telah kita berikan kepercayaan melalui satu suara yang kita masukkan pada bilik suara ternyata termasuk dalam kelas Taman Kanak-kanak yang lebih sering masuk televisi bukan karena prestasinya tetapi karena dosa-dosa pengkhianatannya terhadap amanah rakyat, belum terlambat untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kita lakukan. Masih ada waktu untuk melihat kembali calon-calon wakil rakyat yang ada saat ini, mencermati dan mengamati denga seksama, mana yang memiliki bibit, bebet dan bobot yang layak untuk dipilih.
Percayalah, kawan….golput (tidak memilih) bukan solusi dari keterpurukan negeri ini, negeri yang telah dibebaskan dengan darah para pejuang yang ikhlas. Mari kita bantu ibu pertiwi untuk bangkit dan menghapus air matanya dengan turut serta memilih pemimpin yang dapat dipertanggungjawabkan dunia maupun akhirat. Jangkan pernah patah arang akan kejayaan negeri ini. Dan bangkitlah, negeriku….karena harapan itu masih ada dan akan selalu ada. Harapan negeri ini sekarang ada di tangan kita, pada pilihan yang akan kita tetapkan pada pesta demokrasi yang akan segera dilangsungkan negeri ini.

Selengkapnya...

Rabu, 18 Februari 2009

5 Cm

“Jadi kalo kita yakin sama sesuatu, kita Cuma harus percaya, terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan pernah nyerah dan taruh keyakinan itu di sini….” Zafran meletakkan telunjuk di depan keningnya.

“Betul…banget. Taruh mimpi itu di sini…” Genta melakukan hal yang sama.
“Juga keinginan dan cita-cita kamu,” ujar Arial.
“Semua keyakinan, keinginan, dan harapan kamu…,” Riani berkata pelan.
“Taruh di sini...,” Dinda ikut meletakkan telunjuk di depan keningnya.
Muka Ian tampak menyala, matanya mengkilat diterangi cahaya api unggun. “Betul! Begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu maukejar taruh di sini.: Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang di depan keningnya….
“Kamu taruh di sini…jangan menempel di kening.
Biarkan….
Dia…
Menggantung….
Mengambang…..
5 centimeter….
Di depan kening kamu…….”
“Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri….”
“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan…..sehabis itu yang kamu perlu… Cuma…..”
“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”
“lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja…..”
“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…..”
“Serta mulut yang akan selalu berdoa….”
“Dan kamu akan dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita dan keajaiban keyakinan manusia yang tidak terkalkulasikan dengan angka berapa pun…. Dan kamu nggak perlu bukti apakan mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”

dikutip dari novel berjudul sama

Selengkapnya...

Jumat, 13 Februari 2009

Cantik Tapi Koq Pelit

Setiap kali melewati perempatan lampu merah dan melihat gepeng (gelandangan dan pengemis) aku selalu teringat sebuah moment ketika aku dan seorang teman berjalan di jembatan penyebrangan di dekat terminal Baranangsiang sepulang dari Kebun Raya Bogor pada sebuah sore yang teduh dan sejuk. Ketika melewati jajaran pengemis menuju jembatan penyebrangan dia merogoh sakunya dan memberikan uang kepada beberapa pengemis yang kami lewati, beberapa saat kemudian dia menyikut (atau mencubit?lupa...) sambil berkata; ”cantik-cantik koq pelit sih”. Shock juga sih dikatain pelit.....

Tentunya hak temanku untuk menilai aku pelit, tapi aku juga punya sikap yang harusnya juga dihargai dalam menghadapi fenomena sosial yang satu ini. Pastinya semua orang juga punya pendapat dan sikap yang berbeda-beda. Kita mungkin masih ingat wacana (atau rancangan Perda?) yang melarang untuk memberikan uang kepada pengemis di jalan-jalan, tentu saja wacana (atau rancangan Perda?) itu menimbulkan pro dan kontra. Aku sendiri termasuk yang pro pada wacana tersebut.
Banyak alasan yang mendasari keberpihakanku pada wacana (atau rancangan Perda?) tersebut. Pertama; meminta-minta adalah perilaku yang mencerminkan rendahnya harga diri seseorang. Bayangkan saja jika banyak warga negara kita yang mentalitasnya seperti itu padahal mereka masih bisa dan sanggup bekerja. Kedua; lebih baik memberikan kail daripada memberikan ikan, ketika kita memberi uang kepada pengemis di jalan-jalan maka sesungguhnya kita tengah menjerumuskan mereka pada sesuatu yang bernama kebergantungan kepada orang lain. Menjauhkan mereka dari kemandirian dan ketelatenan dalam berusaha. Ketiga; banyak di antara para pengemis itu ternyata orang yang berkecukupan, bukan orang yang kepepet udah ga bisa kerja lagi. Di kampungnya mereka punya rumah pribadi yang sangat layak huni, ada parabolanya pula...menggunakan perhiasan emas dan lain sebagainya. Jadi aku tidak ingin mengeluarkan uang sesen untuk orang yang salah atau setidak-tidaknya kurang tepat.
Memang mereka sendiri yang bertanggungjawab kepada Allah jika mereka melakukan kebohongan, tapi kita turut andil dalam membentuk mentalitas warga masyarakat yang tidak mandiri dengan memberi ikan bukannya kail. Rasanya akan lebih bermanfaat jika rupiah demi rupiah yang ingin kita berikan pada orang-orang yang membutuhkan itu dikelola oleh lembaga zakat atau apalah bentuk dan namanya agar lebih terorganisir dan penyalurannya lebih bermanfaat jika berbentuk modal usaha dengan bimbingan dan pemantauan yang baik sehingga mereka yang ingin kita bantu ini bisa lebih berdaya. Bukankah kebaikan yang terorganisir itu lebih baik daripada yang tidak? Dan bukankah dalam Islam juga diajarkan untuk memberi kail, bukan ikan?


”mengenang seorang teman yg mgkn udah lupa peristiwa ini"

Selengkapnya...

Kamis, 12 Februari 2009

Belajar Dari Mentari

Duhai mentari, ajari aku tentang keta’atan.
Seperti taatmu menjalani perintah perintah Pemilik Alam untuk selalu terbit seiring fajar dan kembali ke peraduanmu bersama senja...


Begitu setiap hari, pada waktu dan tempat yang sama kecuali kelak di satu hari saat engkau menerima titah yang berbeda dari biasanya....
Ketaatan mutlak tanpa bantahan atas titah Sang Raja...
Duhai mentari, ajari aku mengenai keikhlasan....
Seperti ikhlasmu mendengar keluh dan cerca manusia karena terikmu saat mencapai siang, padahal setiap hari mereka memanfaatkanmu, mengambil kentungan darimu...namun engkau tak pernah marah atau bahkan meminta imbalan atas apa yang telah kau berikan selama umur bumi ini.
Padahal engkau bisa saja marah, merajuk...dan meminta pada Tuhanmu tuk tak bertugas sehari saja agar manusia-manusia yang tak pandai bersyukur itu tau betapa berharganya engkau...
Keikhlasan yang hanya mengharap ridho dan kecintaan Sang Pemilik...
Duhai mentari, ajari aku mengenai kesetiaan....
Seperti setiamu pada bumi tuk terangi penghuninya sebagai bukti setiamu pada Sang Kreator tata surya. Kesetiaan yang tulus sebagai bukti ketaatan, kesetiaan yang tak lapuk oleh zaman yang kian jalang... kesetiaan yang tetap kokoh meski diterjang badai, engkau tetap setia di sana meski awan kelabu menghalangi hangat sinarmu.

Selengkapnya...

Senin, 02 Februari 2009

Pasrah Itu....

Pasrah itu menerima apapun hasil yang telah kita perjuangkan, bukan menyerah seolah tanpa daya ketika kegagalan demi kegagalan menjadi bagian dari proses penempaan diri...

Pasrah itu bangkit dan kembali berjuang menyongsong kemenangan, kesuksesan atau apapunlah namanya, ketika kita terjatuh dan terluka dalam sebuah pertempuran.
Pasrah itu bukan berarti kita tak boleh menangis dan merasa kecewa atas sebuah kegagalan atau kekalahan, namun kita tak boleh larut dalam tangis dan kecewa yang berkepanjangan karena akan menyurutkan langkah dan mematikan semangat, menggerus diri secara perlahan namun pasti dan akhirnya membuat kita menjadi manusia tanpa mimpi, tanpa asa.....
Pasrah itu tetap mencoba tersenyum meski hati menangis, tersenyum untuk menjemput kebahagiaan, kemenangan atau apapunlah namanya. Karena senyum adalah pesan kebahagiaan yang paling cepat sampai ke hati.
Pasrah itu adalah obat mujarab yang akan mendatangkan keajaiban-keajaiban tak terduga dari Sang Pemilik Kehidupan, karena berarti kita tengah berusaha mencintai, mensyukuri dan berbaik sangka atas apapun yang Dia berikan untuk kita.

lautbiroe@mencoba pasrah

Selengkapnya...

Rabu, 28 Januari 2009

Merampas Hak Orang Lain?

Pernah ga pas lagi ngantri truz tiba-tiba diserobot secara semena – mena dengan orang lain? Kalau ada yang belum pernah ngerasa, aku coba kasi tau gimana rasanya; keseeeeeel, sebeeeeeeel plus dongkol setengah mati!


Suatu hari aku terpaksa membayar tagihan telfon ku ke kantor pos besar, siang hari bolong dan belum makan siang. Di depanku ada dua orang yang mengantri, pas tiba giliranku tiba-tiba ada bapak berseragam dinas kesehatan yang nyerobot antrianku. Pastinya ga rela dunk klu hak aku dirampas gitu aja, jadi spontan aku nyeplos; ”maaf Pak, kaya’nya saya duluan deh yang antri” dengan nada yang kubuat sesopan mungkin meski dongkol luar binasa eh,luar biasa...hehe... Bukannya minta maaf, tuh bapak malah cuek aja dan langsung menyebutkan nomer telfonnya ke petugas kantor pos. Apa hendak dikata, petugasnya juga bukan belain aku eh....malah langsung melayani tuh bapak berseragam. Nyebelin banget kan? Seorang teman juga pernah bercerita penngalamannya ketika antri si sebuah restoran ternama, padahal waktu itu antrian begitu panjang tiba-tiba ada seorang pelanggan yang baru datang (berseragam polisi lengkap, entah apa pangkatnya), langsung pesan bebek panggang dan si pelayan restoran langsung memberikan apa yang dipesan.
Tapi aku bukan pengen curhat tentang rasa kesal yang aku rasain coz didzolimin, dianiaya... Coba kita cermati sikap bapak berseragam tadi dan petugas kantor pos. Ketika hak kita dirampas oleh orang lain, hampir bisa dipastikan kita akan protes agar kita bisa mendapatkan apa yang menjadi hak kita. Tapi ketika kita ada di posisi petugas kantor pos atau bapak berseragam itu, apa kita akan tetap berupaya untuk mengembalikan hak orang lain?
Jadi inget pas lagi beli sarapan tadi pagi, ketika aku sampai di warung langgananku, udah ada seorang remaja dan dua anak kecil yang antri duluan dan karena kakak pemilik warung lagi beli kertas makanan akhirnya kami menunggu cukup lama. Dan dua anak kecil tadi di minta oleh si remaja tadi untuk memanggilkan si kakak. Dua anak tadi pun pergi memanggil si penjual dan taukah kalian siapa yang lebih dulu dilayani? Bukan...bukan dua kakak beradik yang sudah antri lebih dulu, bukan anak kecil yang udah manggilin si kakak agar pelanggannya ga kabur. Apa karena mereka anak kecil sehingga orang dewasa punya hak yang lebih besar dibandingkan seorang anak kecil? Satu kali hak mereka dirampas hari ini.
Ketika tiba giliran mereka, eh....si kakak malah bertanya padakku, ”mbak mau beli apa?”. aku ga mau dunk merampas hak orang lain, anak kecil lagi.... jadi aku tolak dengan halus kebaikan si kakak, sekaligus mengadvokasi si kakak untuk lebih menghargai hak orang lain meskipun anak kecil. ”Yang duluan ngantri kan adek-adek ini kak, ambilin punya mereka aja dulu”. ”ga papa koq, mereka keponakan kakak”, nah loh apa hubungannya gumamku dalam hati? Setengah mendesak aku meminta agar anak kecil itu didahulukan tapi tetap saja yang dilayani lebih dulu. Kali kedua hak anak-anak itu dirampas hari ini.
Begitu banyak potret perampasan hak di negeri kita ini, kawan... Mungkin itu terjadi karena contoh yang diberikan oleh para pemimpin negeri ini. Orang tua yang seharusnya jadi panutan malah memberikan pelajaran yang buruk pada orang yang lebih muda, terlebih lagi beliau orang ”berseragam” yang bisa dikategorikan orang yang berpendidikan tapi malah ga punya attitude. Sedangkan petugas kantor pos yang sebenarnya punya wewenang mengembalikan yang seharusnya menjadi hak pelanggan yang lain malah melakukan justifikasi perampasan hak yang terjadi di depannya. Pemimpin yang harusnya jadi kebanggaan rakyatnya malah memberikan kontribusi negatif bagi generasi penerus bangsa. Perampasan hak yang merupakan kejahatan lama kelamaan menjadi pemandangan sehari-hari dan terjadi di semua kalangan, akhirnya menjadi suatu hal yang biasa dan bisa dimaklumi. Dapat dipastikan yang lebih lemah pasti menjadi korban. Sekarang tinggal kita yang memilih, akan ikut dalam arus yang ada atau mencoba bersikap adil sekecil apapun peran kita? Perubahan itu ada di tangan kita; kamu dan aku, kawan.....

Selengkapnya...

Senin, 26 Januari 2009

Jujur; Bukan Barang Langka!

Lagi di lampu merah, gerimis rasanya tak kunjung reda..ku ambil saputangan untuk menutupi wajah. Dua orang anak kecil sibuk menjajakan koran di tengah rintik hujan, mereka berlalu menjauhiku..mencoba menawarkan dagangannya pada kendaraan di belakangku. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka sudah berada di depanku sambil menyodorkan selembar uang lima ribuan, sambil berkata; ”Mbak, uangnya jatuh”.

Lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau, aku pun segera berlalu sambil mengucapkan terima kasih pada adik yang mengembalikan uangku yang terjatuh saat mengambil sapu tangan dari saku jaketku. Aku kemudian berfikir, ternyata masih banyak juga orang yang jujur. Padahal adik tadi bisa saja mengambil uang yang terjatuh itu tapi dia lebih memilih mengembalikannya padaku, kondisi ekonomi yang mungkin tidak begitu baik mungkin bisa jadi justifikasi.
Aku hanya bisa membalas kebaikan adik tadi dengan doa, agar dia mendapatkan rezaki dari arah yang tidak disangka-sangka dengan cara yang istimewa dan dengan jumlah yang tak terkira untuk ukurannya,amiin.... Pastinya, hanya Allah yang dapat mengganjar setiap amal kebaikan yang kita lakukan, sekecil apapun dengan balasan yang sepadan dengan keikhlasan kita melakukannya.

Selengkapnya...

Jumat, 16 Januari 2009

Amal Unggulan

“Aku meniti jembatan siratul mustaqim, alhamdulillah aku berhasil melaluinya. Jembatan itu benar-benar kecil, di bawanya aku mendengar orang-orang berteriak dan kebanyakan adalah suara wanita. Lalu aku berada di sebuah taman yang keindahannya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, bunga-bunganya teramat bagus tidak sebagus bunga-bunga yang ada di dunia….”

Subhanallah….Allahu Akbar….bulu kudukku berdiri mendengar temanku bercerita tentang teman kuliahnya yang sering bermimpi tentang hal-hal yang bisa menguatkan iman dan motivasi kita untuk meraih Syurga. Mungkin kita termasuk orang-orang yang sering meminta pada Allah agar diberikan mimpi yang begitu indah, tapi kita belum berkesempatan untuk mendapatkannya.
Teman dari sahabatku ini bukan termasuk orang yang punya amalan harian yang “terjaga” seperti komunitas orang-orang yang mungkin kita anggap baik. Membaca Qur’an saja beliau masih terbata-bata, bahkan belum pernah khatam Qur’an sampai sekarang. Terang saja semua yang mendengar cerita sahabatku ini penasaran, amal apa gerangan yang membuatnya begitu sering mendapatkan mimpi-mimpi indah itu. Sahabatku tak memberikan jawaban yang pasti, karena sepengetahuannya tidak ada amal yang istimewa darinya. Tapi kemudian ia ingat bahwa temannya itu tak pernah lepas dari dzikir, “mungkin itu yang membuatnya istimewa di hadapan Allah”.
Apapun amal unggulannya, kawan….pastilah ada kebaikan yang beliau lakukan dengan segenap keikhlasan sehingga membuat Allah jatuh cinta padanya. Oleh karenanya kawan, beramallah dengan sebaik-baik amal dan keikhlasan karena kita tidak pernah tau, amal mana yang akan menghantarkan kita ke syurga. Mari kita melakukan kebaikan, beramal dan terus beramal…..untuk bekal menuju kampung yang abadi. Wallahu’alam wastaghfirullah…..

Selengkapnya...

Rabu, 14 Januari 2009

Dalam Bimbang

Ada kalanya kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang menempatkan kita pada posisi yang begitu dilematis…. Ketika sebuah keputusan menentukan perjalanan hidup kita ke depan. Tentu saja tak cukup dengan kecerdasan untuk menghasilkan keputusan yang bijaksana dibutuhkan kehalusan intuisi, bashirah yang tajam untuk menggabungkan seluruh aspek yang menjadi paduan yang sempurna dalam kebijaksanaan sebuah keputusan.


Sesuatu yang kita anggap baik untuk kita ternyata belum tentu itu adalah hal yang tepat dan terbaik untuk kita. Yang baik belum tentu tepat, tapi insyaAllah yang tepat adalah hal yang juga baik untuk kita. Apalagi jika Allah yang memilihkan sendiri untuk kita. Bukankah yang terpenting adalah keberkahan Allah?!
Kadang kita dikecohkan oleh godaan syaitan yang ingin membelokkan jalan seorang hamba Allah yang tengah berusaha mendaki tangga-tangga spiritual dalam kehidupannya, saat itulah komitmennya diuji, ketangguhan imannya dipertaruhkan. Dan tak hanya perjuangan kita saja yang menentukan, kadang lantunan doa dari lisan-lisan yang tak kita ketahui menjadi bantuan luar biasa yang akan membuat Allah memberikan petunjuk dalam dilema yang dihadapi dalam mengambil keputusan penting dalam hidup kita.

”Rabb, terimakasih atas begitu banyak sahabat dan orang-orang yang mencintai hamba yang selalu mengingat hamba dalam lantunan do’a yang mereka panjatkan padaMU”.

Selengkapnya...

Nikmat Allah yang Mana yang Hendak Kau Dustakan?!

Tak hanya tawa, bahagia, sukses saja yang akan kita alami dalam hidup, tapi akan ada airmata, luka, perjuangan, kekurangan, kecewa,, kegagalan dan hal-hal yang kita anggap tidak menyenangkan untuk dialami. Tapi Allah telah menciptakan bumi dan seisinya dengan hal positif dan negatif, ada tawa begitu pula ada tangis, ada bahagia ada pula duka, ada kesuksesan dan ada juga kegagalan dan semuanya adalah sinergi yang indah kawan...
Seperti indahnya pelangi yang muncul sesaat setelah hujan. Karena airmata tak abadi, begitu pula dengan tawa..... ketika kita menangis hari ini, yakinlah akan ada bahagia di ujung sana jika kita bersabar dan bersyukur. Bagitu pula jika kita tertawa hari ini, jangan senang dulu kawan...coba bersabarlah dalam kesenangan karena semua yang ada di dunia ini tak akan abadi. Ada sesuatu yang abadi setelah ini, di mana kesenangan dan kesusahan yang akan kita rasakan akan abadi, tak berujung.....
Karenanya kawan, jangan terpedaya dengan apapun yang tengah kita rasakan sekarang.... jangan terlena dengan kebahagiaan yang mungkin tengah kita rasakan kini, dan jangan larut dalam kesedihan yang mungkin tengah mendera kita karena kita harus mempersiapkan diri untuk sesuatu yang abadi, jangan sampai kita lalai untuk mempersiapkan kehidupan abadi itu. Syukurilah apapun yang kita rasakan hari ini atau mungkin esok dan selalu bersiaplah untuk rasa yang abadi, tentunya kita semua mengharapkan kenikmatan dan kebahagiaan abadi di SyurgaNYA kelak.

”Rabb, pertemukan hamba dengan orang-orang yang kucintai di taman SyurgaMU kelak, bersama-sama menikmati kebahagiaan yang kekal,amiin....”
Selengkapnya...

Masker Cabe

Bingung baca judulnya? Simak aja cerita ini, kawan......

Entah kapan tepatnya aku pernah menyarankan adikku untuk menggunakan masker cabe untuk perawatan wajah, tentu saja ini bukan saran sungguhan melainkan hanya becandaan saja. Dan pastinya ga ada yang mau menggunakan cabe untuk masker, kecipratan sedikit aja panasnya bukan main. Tapi akhirnya aku merasakan bagaimana rasanya maskeran pake cabe. Lagi-lagi ini bukan sungguhan, kawan...tapi hanya kiasan saja. Ketika aku menjalani perawatan untuk mengobati jerawat yang kian meraja lela di wajahku ini, pada tahapan kedua aku disarankan oleh dokter kulit yang merawatku untuk melakukan ’peeling wajah’ agar flek-flek yang ditimbulkan akibat bekas jerawat bisa hilang dan aku mengikuti saran bu dokter.
Aku fikir peeling wajah yang akan dilakukan sama saja seperti yang dilakukan di Ummi Baiti (salon tempat biasa aku facial). Namun setelah wajahku dibersihkan ada hal yang aneh, mbak yang ngerjain wajahku mulai memasang kipas angin tepat di depan wajahku dan bu dokter kemudian duduk serta memeriksa wajahku. Aku mulai curiga dan memutuskan untuk bertanya ”Dok, yang ini ga sakit kan?” bu dokter dengan santai menjawab ”enggak koq mbak, hanya panas dan pedih sedikit makanya dipasangin kipas ntar kalau udah selesai dikompres pake air dingin”. Weeks.......aku hanya bisa pasrah, masih kebayang perawatan pertama yang sakitnya bukan main. Bu dokter mulai mengaplikasikan cairan di wajahku, mulai menghangat.....kemudian menambahkannya lagi, terasa semakin panas dan pedih. ”tahan ya, diolesin sekali lagi” dan benar saja rasanya semakin panas.........seperti menggunakan masker cabe............!!!!!! (sampe pengen nangis nahannya.......).
Dalam hati aku berjanji, ga akan gratil dan iseng lagi mencet jerawat karena ngobatinnya sakiiiiiit banget. Dan untukmu yang membaca tulisanku ini, rawatlah wajahmu sebagai bukti syukurmu pada Allah yang telah memeberikan kulit yang sehat dan bersih. Jangan pernah gatel untuk mencet jerawat yang tumbuh secara sporadis karena akan memperparah kondisinya, segera saja konsultasi ke dokter kulit jika kemudian jerawat di wajahmu beranak pinak tak karuan. Jangan sampe ngrasain masker cabe untuk mengembalikan wajah sehatmu seperti semula. Karena aku telah merasakannya, kawan.... dan rasanya sakit buangeeet booooo.......!!!!

Selengkapnya...

Kamis, 08 Januari 2009

Saat Asa Tak Harus Jadi Nyata

”Saat Allah menjawab do’a kita, Dia menambah iman kita. Saat Allah belum menjawab do’a kita, Dia menambah kesabaran kita. Saat Allah menjawab yang bukan do’a kita, Dia tengah memilihkan yang terbaik untuk kita”.
”Saat Allah menjawab do’a kita, Dia menambah iman kita. Saat Allah belum menjawab do’a kita, Dia menambah kesabaran kita. Saat Allah menjawab yang bukan do’a kita, Dia tengah memilihkan yang terbaik untuk kita”.
Sungguh indah taujih yang diberikan oleh seorang sahabatku ini. Begitu dalam maknanya, begitu menghibur dan membesarkan hati yang kadang lupa dan sulit menerima suatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kecewa? Pasti, itu hal yang manusiawi dan lumrah. Karena kita masih manusia normal yang dikaruniai dengan cita, rasa dan karsa oleh Sang Pencipta.
Memang bukanlah hal yang mudah menerimanya, Kawan.... Apalagi jika itu adalah sesuatu yang sangat kita harapkan dan telah kita ikhtiarkan semaksimal mungkin dengan segenap kekuatan yang kita miliki. Pasti terasa menyakitkan...bahkan kadang menyesakkan dada sehingga rasanya begitu sulit untuk bernafas.
Hanya keyakinan bahwa Allah tengah memilihkan yang terbaik untuk kita dan keikhlasan menerima setiap ketetapanNya lah yang dapat membuat kita tetap berusaha untuk berdiri, melangkah setapak demi setapak dan berusaha kembali berlari. Dan keihklasan, adalah kata sederhana yang begitu sulit dilaksanakan tapi kita harus bisa. Karena tak ada pilihan lain yang membuat kita menjadi lebih baik, Kawan.
Seringkali hal-hal yang diluar harapan membuat kita hilang kesadaran, melakukan hal-hal aneh di luar kebiasaan kita, air mata menngalir tak mau berhenti, menyiksa diri dengan penderitaan yang kita ciptakan sendiri. Tapi percayalah Kawan, ada hikmah besar.....rahasia indah.....rencana Allah yang begitu sempurna yang tak sanggung kita urai dengan sgala keterbatasan akal yang kita miliki. Yakinlah bahwa ketika Allah menjawab yang bukan do’a kita, saat itu Allah tengah memberikan yang terbaik untuk kita.

”Yakinlah ukhti, jangan ada ragu..... Dia tengah memberikan sesuatu yang indah padamu dan syukuri serta nikmatilah hadiah itu, ukhti...... No more tears, just smiling......”
Selengkapnya...

Rabu, 07 Januari 2009

Sahabat Kecil

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Di lawang indahnya pelangi


Tak pernah terlewatkan
kan tetap mengagumimya
Kesemptan seperti ini tak akan bisa di beli

Bersama mu ku habiskan waktu
Senang bisa mngenal diri mu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Takkan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Bersama mu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal diri mu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Janganlah berganti...
Tetaplah seperti ini.....

(diambil dari lirik "Sahabat Kecil" Ipang)


Selengkapnya...