"selamat membaca tulisan yang disuguhkan tuk semua pembelajar sejati yang mengunjungi blog sederhana ini, thank's for visiting my blog"

Jumat, 12 September 2008

Jujurlah, karena Sebuah Kebohongan Menuntut Kebohongan Lainnya

“Do’a adalah visi dan cita-cita kita, realisasikan do’a yang kita panjatkan dengan amal yang nyata. Dusta jika kita meminta kebaikan dunia dan akhirat, tapi amal kita jauh dari mencapai kebaikan dunia dan akhirat”. Kata-kata yang mengalir lembut dari lisan ustadz Abror terdengar tajam menghujam hatiku. Membuat kepala yang tadinya tertunduk sibuk sendiri dengan coret-coretan di notebook kemudian mendongak, mulai khusyuk menyimak tausiyah yang disampaikan.

”Itulah bedanya Pecinta Sejati dengan Penggemar, Pecinta Sejati berani berjanji sedangkan Penggemar hanya bisa memuji. Para Pecinta Sejati berani berjanji; Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah”. Penjelasan Bang Jack kepada Juki, Chelsea dan Baron mem buatku menghentikan suapan makanan ke dalam mulut, mengubah posisi duduk dan menyimak dengan seksama.
Dua peristiwa yang trjadi dalam pekan ini membuatku berfikir tentang banyak hal yang telah ku lakukan, tentang setiap ucapan yang telah dilontarkan, semua pinta yang didesahkan, semua sikap yang kulakukan….

Rabb, jangan Kau jadikan hamba termasuk golongan orang-orang munafik maupun fasik. Bimbinglah hamba yang lemah ini dalam setiap langkah, dalam setiap pengambilan keputusan dalam hidup karena takkan sanggup diri ini menanggung kemarahanMu akibat kelalaian dan kesalahan yang terlanjur terjadi….

Selengkapnya...

Rabu, 10 September 2008

Yaaah, Lewat Deh...

Suara khas si emen bututku menandakan ada seseorang yang tengah menelfon ke nomerku, kuhentikan langkah menuju kamar mandi dan memutar balik langkahku menuju kamar tempat sumber suara berasal. Segera kuraih si emen; “Assalamu’alaikum…”, sapaku ramah.


“Wa’alaikumsalam.Afwan nih Des, ana mau pinjem uang. Kemarin pas mau berangkatin adek-adek ke Jakarta, kita pinjem uang dulu Rp.200.000 nah…sekarang ana mau balikin uang itu tapi ana baru dapet uang tanggal 20-an. Bisa ga ana pinjem uang anti dulu ntar tanggal 20-an diganti”. Balas akhwat yang menelfonku, mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya. Jujur aja memang saat itu aku ga punya uang sebanyak itu, sempat terlintas tabunganku tapi uang itu akan dipake untuk modal ambil dagangan. Jadi akhirnya dengan bimbang aku menyatakan tidak bisa membantunya. Telefon ditutup, pembicaraan selesai tapi ternyata masalahnya ga selesai sampai disitu. Justru setelah telefon ditutup, timbul pergolakan batin;

Nafsu Muthmainnah: “kenapa ga pinjemin uang di tabungan dulu aja toh belum tau juga kapan pastinya barang dagangannya dateng…”.

Nafsu Lawamah: “Ntar kalo tiba-tiba barangnya dateng dan duitnya belum dibalikin gmn…???”

Nafsu Muthmainnah: “Tapi kan katanya barang dateng sekitar 2 pekan lagi, lebih dari tanggal 20 kan??”

Nafsu Lawamah: “iya kalo dibalikinnya ontime,kalo ngaret gmn…?!”

Begitulah kira-kira pertengkaran antara nafsu muthmainah dan nafsu lawamah yang berlangsung sampai aku tiba di kantor dan akhirnya pertengkaran dimenangkan oleh nafsu muthmainah, aku memutuskan untuk memberikan pinjaman dari uang tabunganku. Kuraih si emen dan menekan keypadnya, menuliskan kata demi kata “Aslmkm.Gmn bu, udah dapet belum? Kalo belum, insyaAllah pake uang ana aja dulu krn ana juga belum pasti kapan pakenya”. Begitu kira-kira bunyi sms yang ku kirim, dan tak berapa lama si emen berbunyi, tanda sms masuk. “Wa’alaikumsalam. Alhamdulillah, udah dapet. Jazakillah….”.

Yaah…telat, mau berbuat baik aja kelamaan mikir jadi kesempatan beramalnya diambil orang lain deh…. Padahal, pasti bukan kebetulan si akhwat memutuskan untuk menelfon dan minta bantuan padaku. Tentulah Allah yang menggerakkannya untuk menghubungiku, karena Allah ingin beri kesempatan di pagi hari itu untukku beramal shalih tapi aku menghilangkan kesempatan yang Allah berikan itu. Sayang sekali, pikirku kemudian tapi apa daya…kesempatannya sudah terlanjur berlalu tapi tentu saja itu jadi pelajaran berharga agar lain kali aku tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk berbuat baik, sekecil apapun itu. Karena kita tak pernah tau, amal mana yang kita kerjakan yang membuat Allah jatuh cinta pada kita.

Rabb, ajari hamba mencintaiMu, mencintai amal-amal yang Kau cintai dan membawa pada kecintaanMu... dan berilah kami kekuatan untuk mengikhlaskan setiap amal kebaikan yang telah hamba lakukan…

Rabb, beri hamba kekuatan untuk membalas kejahatan maupun kedzaliman yang orang lain lakukan pada hamba dengan kebaikan, kebaikan yang dapat menyentuh nurani dan membuka hati mereka yang mendzalimi sehingga kebaikan yang hamba lakukan menjadi sarana bagi mereka agar menjadi lebih baik, amiiin………

Selengkapnya...

Kamis, 28 Agustus 2008

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Kadang kondisi yang sulit membuat kita kehilangan optimisme, padahal kita tidak tau pertolongan dan kemudahan seperti yang akan Allah berikan. Seperti kejadian yang aku alami dua pekan lalu ketika diadakan lomba untuk seluruh kelompok putri Taklim Rutin Kader tingkat kabupaten. Harusnya seluruh anggota kelompok hadir saat itu, karena masing-masing anggota telah memiliki tanggungjawab untuk ambil bagian dalam masing-masing kategori lomba.
Tapi realitasnya, hanya aku dan seorang teman yang bisa mengikuti agenda tersebut serta seorang akhwat lagi yang menyusul kemudian karena ada hal yang harus dikerjakan di kantor, sedangkan teman-teman yang lain mendadak izin tidak dapat menghadiri agenda tersebut. Lomba yang diadakan adalah cerdas cermat, hafalan Qur’an dan masak nasi goreng.

Malas rasanya ikut lomba hanya dengan dua orang anggota, lama aku membujuk diriku sendiri untuk beranjak pergi dan akhirnya aku berhasil berdamai dengan hati dan pergi juga ke tempat acara berlangsung meskipun jadi terlambat 1 jam (peringatan:contoh yang tidak baik,jadi jangan ditiru!!). Sesampainya di tempat acara, ternyata lomba cerdas cermat baru akan dimulai dan seorang temanku yang telah datang lebih dulu ternyata sudah mendaftarkan kelompok kami untuk ikut lomba. Awalnya kami sempat ragu mengikuti lomba karena kami hanya berdua, sedangkan yang lain komplit bertiga. Tapi karena forum sudah menyepakati (dan dengan sedikit memaksa) kami untuk tetap mengikuti perlombaan, bismillah..akhirnya kami memutuskan tetap mengikuti lomba cerdas cermat meski sebenarnya kami adalah utusan lomba masak. “Yaah…itung-itung meramaikan acara,Na..” aku coba menyemangati temanku, meski sebenarnya juga tengah menyemangati diriku sendiri.

Pertanyaan demi pertanyaan coba kami jawab dengan sebaik-baiknya meski sebelumnya kami sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk kategori lomba ini. Dan coba tebak….akhirnya kami masuk final meski sebelumnya harus melalui babak tambahan karena ada regu lain yang memperoleh nilai sama. Sebenarnya regu kami memutuskan untuk mengalah, mempersilahkan regu lain yang nilainya sama dengan kami untuk maju ke final karena kami punya tanggungjawab di lomba masak, lagipula…masuk final saja sudah lumayan bagi kami untuk ukuran orang yang sama sekali tidak prepare. Tapi ternyata panitia tetap mengadakan babak tambahan dan regu kamilah yang akhirnya harus bertanding kembali dengan dua kelompok lain yang memperoleh nilai lebih tinggi. Dan coba tebak lagi hasil akhir lomba cerdas cermat ini; benar-benar mengejutkan dan menggembirakan untuk kami, juara dua euy….!!! Alhamdulillah….

And now,lomba masak…weks,yang lain udah mulai masak tapi regu kami baru masuk dapur dan mengeluarkan peralatan masak. Alhamdulillah, pada kategori ini regu kami komplit bertiga… Karena panik terlambat memulai lomba (saat lomba masak mulai kami masih mengikuti babak tambahan di kategori cerdas cermat dan panitia tidak menyadari jika ada peserta lomba masak yang ketinggalan) ada saja yang membuat kami terhambat. Kompor gas error, lupa membawa sendok dan garpu, wajan kekecilan, aahh…kacau sekali. Akhirnya setelah berjibaku dengan peralatan dan bahan yang tidak seideal kami rencanakan sebelumnya, jadi juga nasi goring kreasi regu 10 yang jujur saja bentuknya paling berantakan di antara semua hasil karya peserta lomba masak (hiasan yang tidak ada nilai seninya, nasi yang terlalu lembek untuk ukuran nasi goreng dan dicetak persegi pula,ancuurrr….). Tapi jika boleh jujur lagi tentang taste-nya, tidak seburuk tampilannya, nasi goreng buatan regu kami Alhamdulillah rasanya unik dan enak karena bumbunya lebih terasa. Setelah menunggu akhirnya tibalah kami pada sesi pengumuman hasil lomba secara keseluruhan, termasuk lomba masak. Coba tebak…..kami juara 2!!! Alhamdulillah…….

Subhanallah….senang rasanya bisa memenangkan lomba-lomba ini meski akhirnya kami tidak mengirimkan delegasi untuk lomba Hafalan Qur’an. Tapi hanya dengan 3 orang anggota kelompok yang hadir, ternyata kami memenangkan 2 kategori lomba. Meski kami sadar betul bahwa kami menang lomba bukan semata-mata karena kami hebat tapi karena pertolongan Allah, bahkan mungkin karena Allah ingin memberi hadiah pada kami karena kami tidak menyerah dan tetap ikut berperan aktif dalam agenda tersebut.

Semoga cerita ini bisa sedikit memberikan isnpirasi untuk teman-teman yang membaca dan semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bisa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa, sekecil apapun atau sesederhana apapun peristiwa yang kita alami itu. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas apapun yang Dia berikan, menyenangkan ataupun tidak hal itu.

Wallahu’alam wastaghfirullah….


Selengkapnya...