"selamat membaca tulisan yang disuguhkan tuk semua pembelajar sejati yang mengunjungi blog sederhana ini, thank's for visiting my blog"

Senin, 02 Maret 2009

Ponari dan Realitas Masyarakat

Fenomena pengobatan alternatif seperti dukun Ponari dan beberapa dukun cilik lainnya yang sering kita saksikan melalui layar televisi kita sungguh meresahkan. Betapa banyak orang-orang yang rela mengantri dengan resiko lemas bahkan mati terinjak-injak hanya untuk mendapatkan air yang konon berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sebenarnya pengobatan alternatif yang tidak sesuai syari’at dan secara logika juga tidak masuk akal sudah lama menjadi bagian yang sulit dihilangkan dari kultur masyarakat kita.

Fenomena ini bisa kita lihat dari dua sudut pandang, yakni dari segi syari’at dan dari segi sosial. Secara syari’at, tentu saja ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat besar bagi para Arsitek Perubahan (baca:da’i). Tentu saja dalam Islam dikenal pengobatan alternatif yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.dan tentu saja tidak masalah jika yang digunakan oleh masyarakat adalah pengobatan alternatif yang tidak bertentangan dengan apa yang telah Allah tetapkan dan Rasulullah contohkan, tapi sayangnya kebanyakan pengobatan alternatif yang dipilih oleh masyarakat adalah yang mengancam aqidah mereka. Na’udzubillah, jika kesembuhan itu diperoleh dengan menggadaikan aqidah. Atau yang lebih parah lagi, jika karena pengobatan itu sang pasien malah tidak tertolong. Meninggal dengan menggadaikan aqidah tanpa ada kesempatan untuk bertaubat, nau’dzubillahi min dzalik.....
Secara sosial, fenomena masyarakat ini sangat erat kaitannya dengan potret kemiskinan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat negeri ini. Kemiskinan yang disebabkan dzalimnya para pemegang kekuasaan, keserakahan pejabat-pejabat negeri ini, ketidak amanahan sebagian besar wakil rakyat di parlemen sana. Kemiskinan yang begitu menghimpit kehidupan mereka, sehingga membuat mereka berfikir ribuan kali untuk ke dokter atau bahkan puskesmas jika sakit dan memilih pengobatan alternatif yang lebih dapat dijangkau dari segi biaya dan jarak karena untuk mengganjal perut mereka saja mereka harus berjuang begitu keras.
Inilah potret kelam kemiskinan di negeri ini, yang mempunyai berbagai efek baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan atau dalam kehidupan spiritual. Apapun kita...kita adalah da’i kawan sebelum apapun kita. Dan pekerjaan-pekerjaan rumah yang berserakan di negeri ini adalah tanggung jawab kita, siapapun kita dan apapun profesi kita. Kita bisa membawa perubahan...perbaikan pada negeri ini. Mari..bekerja, berkarya dan terus beramal, kawan.....karena sekecil apapun jika kita lakukan secara terus menerus dan berkesinambunagan, apalagi jika banyak orang yang melakukannya tentu akan memberikan dampak yang luar biasa. Tapi jika orang lain belum melakukannya, jangan bersedih kawan, teruslah bekerja, berkarya dan beramal dengan ikhlas dan suatu saat engkau akan melihat keajaiban tersendiri disekitarmu......

1 komentar:

  1. Kalau masyarakat intelek kita mampu memberi bantuan dan uluran tangan denga ikhlas, tentunya tak hasru muncuk fenomena2 macam ponari ini. ini membuktikan, masyarakat membutuhkan bantuan pengobatan yang besar, sementara yang menjembatani secara instant adalah ponari.

    Semoga kehadiran ponari bisa membuka mata kaum kaum berlebih untuk sudi mengurunkan rizki nya berbagi kepada yang membutuhkan dengan memberi kemudahan pengobatan yang lebih baik.

    BalasHapus