Tentunya semua orang pernah melihat sebuah pembangkit tenaga listrik, setidaknya melalui televisi. Kalaupun tidak pernah melihatnya, saya yakin hampir semua orang pernah merasakan pasokan energi yang dialirkan oleh pembangkit tenaga listrik. Sebuah pembangkit tenaga listrik menghasilkan pasokan energi listrik yang akan dialirkan menuju gardu-gardu dari gardu-gardu itulah listrik kemudian di alirkan ke rumah-rumah dan dapat dinikmati oleh pengguna (konsumen), begitulah singkatnya (meskipun sebenarnya tidak se-sederhana itu).
Makin besar volume listrik yang ada maka semakin besar kemanfaatannya. Pembangkit tenaga listrik, menjadi pasokan langsung maupun tidak langsung bagi gardu dan rumah. Sedangkan gardu menjadi pasokan langsung listrik untuk rumah-rumah.
Begitupun dengan kapasitas seseorang, semakin besar volume kualitasnya maka akan semakin besar kemanfaatannya bagi orang banyak. Ketika kita masih menjadi konsumen yang menikmati manfaat dari banyaknya volume yang dimiliki orang lain, apakah membuat kita puas? Bukankah manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain..?! Lalu kenapa kita merasa cukup puas hanya sebagai konsumen, selalu menerima kebaikandari orang lain?! Kenapa kita mencoba meningkatkan kapasitas, menambah volume kita?
Ada orang yang pendidikannya tinggi tapi kontribusinya untuk umat sangat sedikit tapi di sisi yang lain ada orang yang pendidikannya tidak begitu tinggi tapi banyak hal yang bisa dilakukannya untuk umat. Jika dikatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan dan dibentuk, maka ketika kita bukan tipe pemimpin semenjak kita dilahirkan, kita harus bisa membentuk diri kita menjadi seorang pemimpin. Bukan sekedar berada pada posisi pemimpin tapi mempunyai karakter pemimpin, karena tidak semua orang yang berada pada posisi itu berkarakter pemimpin.
Hendak membentuk diri menjadi pemimpin berarti harus meningkatkan kapasitas, meningkatkan volume. Apa yang kita baca dan dengan siapa kita berinteraksi, turun menentukan kapasitas kita. Tapi nilai-nilai positif yang kita dapat dari bacan dan teman dalam berinterkasi tidak akan membentuk kita jadi pemimpin jika kita tidak mengaplikasikannya dan menjadikannya sebuah kebiasaan. Dengan mengaplikasikan nilai-nilai positif dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka sedikit demi sedikit kapasitas kita akan meningkat, volume kita akan semakin besar. Kita tidak lagi hanya berperan sebagai konsumen yang pasif tapi kita dapat menjadi gardu yang menyalurkan energi listik ke rumah-rumah. Dan ketika kapasitas kita terus meningkat maka kita dapat menjadi pembangkit tenaga listrik. Menghasilkan energi dan menjadi bermanfaat bagi banyak orang.
Semoga kita termasuk orang – orang yang tak pernah bosan untuk belajar, karena ilmu yang kita miliki ibarat setetes air di lautan. Banyak sekali hal-hal yang belum kita ketahui. Semoga kita bukan termasuk segerombolan orang yang mudah patah arang dalam belajar, karena proses pembelajaran itu terkadang terasa begitu berat dan menyakitkan. Semoga kita bukan golongan orang – orang yang mudah puas dengan ilmu yang kita miliki, karena dengan puas dengannya kita akan merasa cukup dan saat itu kita akan berhenti belajar. Dan sering kali manusia sombong dengan ilmu yang dimilikinya –na’udzubillah-, padahal ilmu Allah jauh lebih luas. Wallahu’alam wastaghfirullah.
laut_biroe@proses pembelajaran agar lebih matang dalam berfikir dan bertindak, 100606
Sabtu, 10 Juni 2006
Pembangkit Listrik dan Pasokan Energi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar