Dia adalah seorang pemuda yang sangat cemerlang gagasannya dan gigih dalam perjuangan dengan amanah dakwah yang cukup berat, setidaknya itulah yang saya tahu. Meskipun sedikit emosional, tapi untuk ukuran orang muda menurut saya dia adalah orang yang mengagumkan. Dia adalah salah satu dari sekian banyak mujahid dan mujahidah yang dapat dikatakan sebagai pahlawan, setidaknya jika dia belum menjadi pahlawan besar saat ini saya yakin dia akan menjadi pahlawan besar di masa depan karena memang dia memiliki potensi untuk itu. Dan saya bangga mengenalnya, dia tidak hanya seorang sahabat tapi juga guru untuk saya –meskipun mungkin dia tidak menyadari bahwa saya belajar banyak darinya- Keterlukaan yang Tragis
Kini pahlawan itu terluka, dia tengah tertatih untuk dapat tetap tegak berdiri memegang panji-panjiNya. Dia tersaruk untuk dapat tetap berada dalam rombongan perang, agar dia tak tertinggal barisan jundullah yang terus maju menghadapi musuh. Namun sangat disayangkan, sang pahlawan bukan terluka karena peluru maupun senjata musuh lainnya. Dia justru terluka oleh hawa nafsunya sendiri!!! Pahlawan itu harus terluka hanya karena seorang wanita, dia tertatih karena cinta yang tidak pada tempatnya, dia tersaruk justru karena menuruti nafsunya sendiri..!!! Bagaikan pahlawan yang mati bukan oleh senjata musuh, tapi karena sakit flu. Tragis…..
Dan ketika pahlawan tersebut adalah orang yang kita kenal, bahkan dapat dikatakan seorang sahabat. Seorang yang memberi anda banyak pelajaran, tentu anda akan merasa sangat kecewa, begitupun saya. Hampir tidak percaya mendengar orang yang saya kagumi, seorang da’I mengeluarkan sapaan mesra –yang tak layak diucapkan- kepada wanita yang bukan mahromnya. Hati ini teriris melihat saudara seiman yang begitu dipercaya berjalan berdua dengan wanita yang bukan mahramnya. Saya merasa begitu marah dan terhina, sangat terhina!!!!!! Jika dia bukan orang shalih, mungkin saya tidak akan semarah ini!! Seumpama dia bukan seorang da’I, mungkin saya tidak akan merasa terhina seperti sekarang ini!!
Bukan Malaikat
Kita memang bukan jama’ah malaikat, kita adalah jama’ah manusia biasa yang juga sangat mungkin melakukan kesalahan. Tapi ketika kita melakukan dosa, tidakkah keimanan meskipun sedikit membuat kita takut untuk melanggar perintahnya..?! Rabb….pantaslah jika Baginda Rasul bukan merasa takut dikalahkan oleh musuh, tapi Beliau merasa takut kalah dalam perang karena para mujahid yang melakukan dosa dan dengan itu Allah tidak memberikan keberkahan berupa kemenangan.
Kita memang bukan malaikat, pun saya bukan orang suci yang tak pernah melakukan kesalahan. Tapi apakah hal itu dapat dijadikan justifikasi atas dosa dan kesalahan yang kita lakukan…?!?
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS. As-Syams: 8-10).
Kembali Pada Allah
Sesungguhnya hidayah itu sangat sulit didapatkan dan lebih sulit lagi untuk mempertahankan hidayah yang telah Allah berikan. Dahulu kita tertatih untuk mendapatNya dan dengan begitu banyak pengorbanan kita menempa diri untuk dapat menjadi hamba yang patut dibanggakan olehNya, namun kini setelah hidayah itu Allah berikan kita melepaskannya begitu saja. Kita tidak menjaga agar Allah tetap memandang kita layak mendapatkan hidayah itu. Menyadari kesalahan adalah langkah awal yang menguntungkan dan bertaubat serta berazam untuk tidak melakukan dosa itu lagi adalah langkah kedua yang revolusioner untuk menyelamtkan diri dari kemurkaan Allah. Dan semoga kita adalah termasuk orang yang Allah jaga selalu dalam kebaikan dan hanya disibukkan oleh hal-hal yang baik. Tak ada kata terlambat untuk kembali dalam rengkuh cintaNya, selama nyawa masih berada dlm jasad, bersegeralahh.....
Wallahu’alam wastaghfirullah
kamarbiroekoe,280606_09.34pm
Yaa Rahman, berilah hidayah kepada saudaraku tersebut. Jika amal dakwah yang ia lakukan selama ini merupakan kebaikan, gantikanlah dengan hidayah dan keistiqomahannya di jalan ini.
Yaa Aziz, berilah saudaraku tersebut kekuatan untuk melepaskan diri dari jeratan syaitan, dan peliharalah ia dari segala macam keburukan serta jagalah ia selalu dalam cinta dan ridho-Mu.
Rabb….jangan jadikan saudaraku tersebut bagian dari orang-orang merugi yang memutuskan berhenti dari dakwah ini, jangan jadikan ia golongan orang-orang terlempar keluar dari perjuangan ini.
Rabb…hamba titipkan saudaraku tersebut padaMu, Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Pemberi pertolongan
Kini pahlawan itu terluka, dia tengah tertatih untuk dapat tetap tegak berdiri memegang panji-panjiNya. Dia tersaruk untuk dapat tetap berada dalam rombongan perang, agar dia tak tertinggal barisan jundullah yang terus maju menghadapi musuh. Namun sangat disayangkan, sang pahlawan bukan terluka karena peluru maupun senjata musuh lainnya. Dia justru terluka oleh hawa nafsunya sendiri!!! Pahlawan itu harus terluka hanya karena seorang wanita, dia tertatih karena cinta yang tidak pada tempatnya, dia tersaruk justru karena menuruti nafsunya sendiri..!!! Bagaikan pahlawan yang mati bukan oleh senjata musuh, tapi karena sakit flu. Tragis…..
Dan ketika pahlawan tersebut adalah orang yang kita kenal, bahkan dapat dikatakan seorang sahabat. Seorang yang memberi anda banyak pelajaran, tentu anda akan merasa sangat kecewa, begitupun saya. Hampir tidak percaya mendengar orang yang saya kagumi, seorang da’I mengeluarkan sapaan mesra –yang tak layak diucapkan- kepada wanita yang bukan mahromnya. Hati ini teriris melihat saudara seiman yang begitu dipercaya berjalan berdua dengan wanita yang bukan mahramnya. Saya merasa begitu marah dan terhina, sangat terhina!!!!!! Jika dia bukan orang shalih, mungkin saya tidak akan semarah ini!! Seumpama dia bukan seorang da’I, mungkin saya tidak akan merasa terhina seperti sekarang ini!!
Bukan Malaikat
Kita memang bukan jama’ah malaikat, kita adalah jama’ah manusia biasa yang juga sangat mungkin melakukan kesalahan. Tapi ketika kita melakukan dosa, tidakkah keimanan meskipun sedikit membuat kita takut untuk melanggar perintahnya..?! Rabb….pantaslah jika Baginda Rasul bukan merasa takut dikalahkan oleh musuh, tapi Beliau merasa takut kalah dalam perang karena para mujahid yang melakukan dosa dan dengan itu Allah tidak memberikan keberkahan berupa kemenangan.
Kita memang bukan malaikat, pun saya bukan orang suci yang tak pernah melakukan kesalahan. Tapi apakah hal itu dapat dijadikan justifikasi atas dosa dan kesalahan yang kita lakukan…?!?
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS. As-Syams: 8-10).
Kembali Pada Allah
Sesungguhnya hidayah itu sangat sulit didapatkan dan lebih sulit lagi untuk mempertahankan hidayah yang telah Allah berikan. Dahulu kita tertatih untuk mendapatNya dan dengan begitu banyak pengorbanan kita menempa diri untuk dapat menjadi hamba yang patut dibanggakan olehNya, namun kini setelah hidayah itu Allah berikan kita melepaskannya begitu saja. Kita tidak menjaga agar Allah tetap memandang kita layak mendapatkan hidayah itu. Menyadari kesalahan adalah langkah awal yang menguntungkan dan bertaubat serta berazam untuk tidak melakukan dosa itu lagi adalah langkah kedua yang revolusioner untuk menyelamtkan diri dari kemurkaan Allah. Dan semoga kita adalah termasuk orang yang Allah jaga selalu dalam kebaikan dan hanya disibukkan oleh hal-hal yang baik. Tak ada kata terlambat untuk kembali dalam rengkuh cintaNya, selama nyawa masih berada dlm jasad, bersegeralahh.....
Wallahu’alam wastaghfirullah
kamarbiroekoe,280606_09.34pm
Yaa Rahman, berilah hidayah kepada saudaraku tersebut. Jika amal dakwah yang ia lakukan selama ini merupakan kebaikan, gantikanlah dengan hidayah dan keistiqomahannya di jalan ini.
Yaa Aziz, berilah saudaraku tersebut kekuatan untuk melepaskan diri dari jeratan syaitan, dan peliharalah ia dari segala macam keburukan serta jagalah ia selalu dalam cinta dan ridho-Mu.
Rabb….jangan jadikan saudaraku tersebut bagian dari orang-orang merugi yang memutuskan berhenti dari dakwah ini, jangan jadikan ia golongan orang-orang terlempar keluar dari perjuangan ini.
Rabb…hamba titipkan saudaraku tersebut padaMu, Engkaulah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Pemberi pertolongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar