Perjalanan panjang dari Bogor menuju Bandung membuatku tak begitu bersemangat lagi menikmati indahnya pemandangan alam yang terhampar di luar jendela bis. Sayup-sayup terdengar anak kecil dengan suara yang masih agak pelat bernyanyi diiringi kecrek-an. Aku juga ga gitu hafal syair lagu yang dinyanyikan pengamen cilik itu, aku hanya tau kalo’ lagu itu di populerkan oleh Titiek Puspa dan sering ku dengar dalam iklan sinetron di salah satu televisi swasta “Kupu-kupu Malam”, kalo’ ga salah itu judul lagunya.Setelah menyelesaikan reff lagu tersebut, ia melanjutkan pada lagu selanjutnya yang aku tak tau judulnya tapi dari irama yang ku dengar sepertinya lagu dangdut. Innalillah….syair-nya genit buangeet! Entahlah….apakah si pengamen cilik itu mengerti atau tidak arti dari syair-syair lagu yang ia nyanyikan, tapi hati ini terasa begitu teriris. Sedih karena di usia yang begitu dini, ia harus susah payah turun-naik bis untuk mengamen demi mendapatkan tambahan uang. Sedih karena harusnya di usianya sekarang, ia mulai menghafalkan huruf hija’iyah atau do’a-do’a harian tapi….ia justru lebih hafal syair lagu yang membuat-ku sakit perut mendengarnya.
Jika mengingat masa kecil sering kali membuat kita tersenyum sendiri karena masa itu adalah salah satu masa yang membahagiakan, begitu pula masa kecil buatku. Aku masih ingat saat masih kecil, setiap sore bapak mengajakku jalan-jalan menggunakan motor ke alun-alun Kapuas atau ketika duduk di bangku Taman Kanak-kanak, saat merayakan milad ke-5 dengan membawa kue ke sekolah. Hal menyenangkan lainnya yang masih ku ingat adalah saat SD, pulang ke kampung halaman orang tuaku di Baturetno dan menghabiskan liburan bersama mas-masku tercinta; bercanda, berkejaran, bermain petak umpet, jajan sate bareng om di pasar, mendapatkan hadiah-hadiah dari adik-adik ibu atau bapak-ku coz jarang banget bisa ketemu ponakan mereka, sampai ngeledek-in mbah yang (penampilannya terlihat aneh bagi kami saat itu) jualan gorengan di emperan toko yang tutup selepas maghrib.
Tapi tidak untuk pengamen cilik itu dan entah berapa banyak lagi anak-anak yang kurang beruntung di luar sana. Maka bersyukurlah, teman…. Atas cinta yang diberikan oleh kedua orang tua kita, meski ekspresi cinta itu kadang tak seperti yang kita harapkan. Bersyukurlah atas rizki yang Allah titipkan melalui orang tua kita sehingga meski tak hidup mewah tapi kita masih bisa tumbuh dengan normal dan di karuniakan hidayah olehNya. Bersyukurlah atas saudara-saudara yang menemani kita bermain dan bercanda meski terkadang mereka menyebalkan. Bersyukurlah dan teruslah bersyukur teman, atas apa yang telah engkau nikmati sejak kecil hingga sampai menjadi sebesar ini….. Wallahu’alam wastaghfirullah.
laut_biroe@perjalananBogor-Bandung,270506
Senin, 12 Juni 2006
Masa Kecil, Masa Bahagia…..?!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar