Saya merasa sangat marah dan terhina ketika seorang akhwat dengan terisak mengatakan bahwa ia jatuh cinta dan awal dari VMJ itu adalah karena mereka sering curhat. Si ikhwan sepertinya memberi harapan mbak, tapi ternyata dia juga melakukan hal yang sama ke akhwat lain. Bahkan dari cerita temennya saya tau, si ikhwan sering bersapa mesra dengan akhwat lain itu dengan sebutan “sayang”. Saya merasa “patah” mbak, tuturnya terbata.
Entah siapa yang memulai, tapi akhirnya si akhwat merasa sangat nyaman “berbagi” kepada si ikhwan yang selalu dapat meberikan solusi bagi permasalahannya. Lama-kelamaan si akhwat merasa si ikhwan memberikan “harapan” padanya. Entah si akhwat yang gede rumangso, gede rasa atau si ikhwan yang memang senang tebar pesona, memberi harapan ke semua akhwat yang ditemui-nya.
Entah siapa yang patut di salahkan, tapi yang pasti kedua belah pihak harus instrospeksi diri, kenapa rasa itu bisa ada. Jatuh cinta memang bukan aib, rasa cinta adalah anugerah indah dari Allah hanya saja ia akan menjadi bencana jika tidak ditempatkan pada tempat dan waktu yang semestinya.
Ketahuilah ukhti, bagi seorang laki-laki kecenderungan untuk melindungi sangat besar. Jikalau anti datang pada seorang ikhwan dengan segenap permasalahan untuk diceritakan, lama-kelamaan ia akan merasa sangat dibutuhkan dan mungkin tanpa sadar ia terjerat nafsu dan mulai “menawarkan” mimpi-mimpi. Karenanya duhai ukhti, jadilah seperti bunga mawar di jalan dakwah ini. Ia indah tapi dia bisa menjaga dirinya dengan pertahanan yang ia miliki. Akhwat bukan makhluk tak berdaya yang tidak bisa apa-apa, mungkin terkadang kita butuh pertimbangan ikhwan sebagai seorang yang lebih rasional tapi jangan jadikan itu kebiasaan sehingga setiap permasalahan harus di sharingkan ke ikhwan. Pun jika terpaksa meminta pendapat lawan jenis, jangan selalu meminta pendapat pada satu orang. Itu hanya akan menjebak dirimu sendiri ukhti….
Sedangkan kalian, wahai akhi…. jadilah seorang ksatria! Jangan pernah jadi pengecut apalagi pecundang dalam dakwah ini. Jikalau memang kalian merasa siap menikah, maka bersegeralah. Jangan pernah “menawarkan mimpi” pada akhwat, memberikan sesuatu yang tidak pasti. Katahuilah akhi, bahwa perasaan akhwat itu sensitive dan mudah tersentuh. Jangankan oleh perkataan yang puitis, dengan perhatian pun ia bisa luluh.
Sudah cukup banyak pekerjaan umat ini, jangan lagi ditambah dengan permasalahan moral para da’I yang semakin hari semakin memprihatinkan. Kita memang bukan malaikat yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi ketika kita bergabung dalam barisan dakwah ini maka saat itu kita telah berazam untuk menjadi manusia-manusia langit, sosok manusia yang mempunyai orientasi langit dan hanya Pemilik Langitlah satu-satunya tujuan.
Diri kita sendirilah yang paling mengetahui kondisi hati dan apa kelemahannya, maka jangan sesekali bermain api. Memang di anjurkan menjaga silaturahim dan ukhuwah tapi jika persahabatan yang terjalin malah membuat kita jauh dari Allah, berkah apa yang dapat kita ambil dari sebuah ukhuwah (persahabatan karena Allah)…?!?! Ingatlah wahai saudara ku bahwa syaitan selalu menanti celah di mana kita lengah, musuh terlaknat itu selalu siap menikung kita di setiap belokan.
**
Ya Wadud….jagalah hati ini, hanya Engkau cinta tertinggi. Kalaupun mencintai ia yang berhak di cintai, maka jadikan cinta itu karenaMu dan jangan sampai cinta kepadanya melebihi cinta kepadaMu.
Ya Ghaffar…..ampuni jika kaki ini pernah tergelincir, mengatasnamakan ukhuwah untuk menuruti hawa nafsu. Menikmati rasa yang tak berhak dan tak halal untuk dinikmati.
kamarbiroekoe, 260606_10.35PM@kecewakuThd SeorangSahabat
Sobat, sudah…putuskan saja rantai syaitan yang menjeratmu! Memang bukan hal yang mudah, aku tau itu sulit tapi akan lebih mudah jika kau MAU memutuskan semua hal yang membuat terjerat. Jika mmng itu terlalu sulit bagimu, istikharahlah…tanyakan pada Allah apakah ia mmng yang terbaik untuk-mu. Jika jawabannya iya, maka akhiri semua ini dengan sesuatu yang dihalalkanNya. Meski jujur sebagai da’I, aku kecewa tapi bukan berarti aku benci padamu, sobat. Kau tetap sahabatku dan justru karena itu tulisan ini ada.
Entah siapa yang memulai, tapi akhirnya si akhwat merasa sangat nyaman “berbagi” kepada si ikhwan yang selalu dapat meberikan solusi bagi permasalahannya. Lama-kelamaan si akhwat merasa si ikhwan memberikan “harapan” padanya. Entah si akhwat yang gede rumangso, gede rasa atau si ikhwan yang memang senang tebar pesona, memberi harapan ke semua akhwat yang ditemui-nya.
Entah siapa yang patut di salahkan, tapi yang pasti kedua belah pihak harus instrospeksi diri, kenapa rasa itu bisa ada. Jatuh cinta memang bukan aib, rasa cinta adalah anugerah indah dari Allah hanya saja ia akan menjadi bencana jika tidak ditempatkan pada tempat dan waktu yang semestinya.
Ketahuilah ukhti, bagi seorang laki-laki kecenderungan untuk melindungi sangat besar. Jikalau anti datang pada seorang ikhwan dengan segenap permasalahan untuk diceritakan, lama-kelamaan ia akan merasa sangat dibutuhkan dan mungkin tanpa sadar ia terjerat nafsu dan mulai “menawarkan” mimpi-mimpi. Karenanya duhai ukhti, jadilah seperti bunga mawar di jalan dakwah ini. Ia indah tapi dia bisa menjaga dirinya dengan pertahanan yang ia miliki. Akhwat bukan makhluk tak berdaya yang tidak bisa apa-apa, mungkin terkadang kita butuh pertimbangan ikhwan sebagai seorang yang lebih rasional tapi jangan jadikan itu kebiasaan sehingga setiap permasalahan harus di sharingkan ke ikhwan. Pun jika terpaksa meminta pendapat lawan jenis, jangan selalu meminta pendapat pada satu orang. Itu hanya akan menjebak dirimu sendiri ukhti….
Sedangkan kalian, wahai akhi…. jadilah seorang ksatria! Jangan pernah jadi pengecut apalagi pecundang dalam dakwah ini. Jikalau memang kalian merasa siap menikah, maka bersegeralah. Jangan pernah “menawarkan mimpi” pada akhwat, memberikan sesuatu yang tidak pasti. Katahuilah akhi, bahwa perasaan akhwat itu sensitive dan mudah tersentuh. Jangankan oleh perkataan yang puitis, dengan perhatian pun ia bisa luluh.
Sudah cukup banyak pekerjaan umat ini, jangan lagi ditambah dengan permasalahan moral para da’I yang semakin hari semakin memprihatinkan. Kita memang bukan malaikat yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi ketika kita bergabung dalam barisan dakwah ini maka saat itu kita telah berazam untuk menjadi manusia-manusia langit, sosok manusia yang mempunyai orientasi langit dan hanya Pemilik Langitlah satu-satunya tujuan.
Diri kita sendirilah yang paling mengetahui kondisi hati dan apa kelemahannya, maka jangan sesekali bermain api. Memang di anjurkan menjaga silaturahim dan ukhuwah tapi jika persahabatan yang terjalin malah membuat kita jauh dari Allah, berkah apa yang dapat kita ambil dari sebuah ukhuwah (persahabatan karena Allah)…?!?! Ingatlah wahai saudara ku bahwa syaitan selalu menanti celah di mana kita lengah, musuh terlaknat itu selalu siap menikung kita di setiap belokan.
**
Ya Wadud….jagalah hati ini, hanya Engkau cinta tertinggi. Kalaupun mencintai ia yang berhak di cintai, maka jadikan cinta itu karenaMu dan jangan sampai cinta kepadanya melebihi cinta kepadaMu.
Ya Ghaffar…..ampuni jika kaki ini pernah tergelincir, mengatasnamakan ukhuwah untuk menuruti hawa nafsu. Menikmati rasa yang tak berhak dan tak halal untuk dinikmati.
kamarbiroekoe, 260606_10.35PM@kecewakuThd SeorangSahabat
Sobat, sudah…putuskan saja rantai syaitan yang menjeratmu! Memang bukan hal yang mudah, aku tau itu sulit tapi akan lebih mudah jika kau MAU memutuskan semua hal yang membuat terjerat. Jika mmng itu terlalu sulit bagimu, istikharahlah…tanyakan pada Allah apakah ia mmng yang terbaik untuk-mu. Jika jawabannya iya, maka akhiri semua ini dengan sesuatu yang dihalalkanNya. Meski jujur sebagai da’I, aku kecewa tapi bukan berarti aku benci padamu, sobat. Kau tetap sahabatku dan justru karena itu tulisan ini ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar