"selamat membaca tulisan yang disuguhkan tuk semua pembelajar sejati yang mengunjungi blog sederhana ini, thank's for visiting my blog"

Rabu, 26 April 2006

Hadiah dari Allah

Jam 07.00, seharusnya Titie dan Kak Fath udah ada di bandara saat ini karena pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandung akan take off 30 menit lagi. Hmm….akhirnya Titie muncul setengah tergesa; “Kak Fath ngisi dulu bentar di Hypermart, katanya sih barang-barangnya di bawa-in sama abang” katanya.
Waktu terus berputar, 07.20 tapi sosok yang dari tadi kami tunggu tak juga muncul. Akhirnya kuputuskan untuk check in duluan. Sampai waktu keberangkatan pesawat pun kakak-ku itu belum juga datang, dengan berat hati aku dan Titie menuju ke pesawat. Detik-detik terakhir pesawat akan take off, masih berharap teman kami muncul tapi ternyata kekhawatiran kami menjadi kenyataan; kak Fath ketinggalan pesawat. “Rabbi……masa’ ke Musyawarah Nasional PAHAM tanpa komandan sih, kita berdua kan anak baru…!!!”, begitulah kira-kira yang aku dan Titie rasakan.

Kurang lebih satu setengah jam kemudian kami tiba di Cengkareng, ponsel-nya Titie bunyi tandanya ada pesan yang masuk. “Kalian tunggu kakak di bandara ye, kakak naek pesawat yang jam 13.50”. Gubraaaakz deh….!! Kalo’ berangkat dari Pontianak jam 13.50, berarti sampe Jakarta jam 14.10-an, setengah hari nunggu di bandara. Yaah…tapi musti gimana lagi, inilah rekayasa Allah, nikmati aja…..

Abis sholat dhuha dan tilawah kami memutuskan untuk jalan-jalan sambil cari makanan coz bentar lagi waktu makan siang lagipula sejak tadi perut kami terasa keroncongan, atau dangdut-an ya.... laper euy…! Dari terminal C, kami mulai berjalan menyusuri bandara sambil melihat-lihat tempat makan yang menunya cukup terjangkau oleh kocek yang pas-pasan ini. Akhirnya pilihan jatuh pada rumah makan yang lebih sederhana ketimbang yang lain, pas liat daftar harganya mikir dua kali juga sih. Namun apa daya, perut tak mau diajak kompromi. Irama keroncong yang dialunkan makin keras, setelah diskusi sama Titie akhirnya kami putuskan untuk pesan satu porsi soto ayam dan dua piring nasi putih serta dua gelas teh es manis. Sambil ngikik kami mulai menikmati makan siang, cuex aja dengan “paket hemat” yang kami pesan.

Alhamdulillah….udah kenyang, adzan dzuhur sayup-sayup terdengar kami bersegera berkemas dan membayar makanan yang telah berpindah tempat ke perut kami. Lega rasanya setelah menemukan mushalla, selesai wudhu, aku mempersilahkan Titie untuk menjadi imam karena hafalan dan makhrajul hurufnya lebih baik dariku. Coz lagi dalam perjalanan, kami menjama’ sholat dan tepat di raka’at sholat ashar seseorang berdiri tepat disampingku, masbuk. Setelah ibu tadi menyelesaikan sholatnya, Titie menyapa ibu tadi: “maaf bu, tadi ibu ikut jama’ah sholat ashar”. Sang Ibu pun menyahut dengan ramah: “ga papa koq...”. Lalu ibu tadi mengulurkan tangannya sambil memperkenalkan diri : “Yoyoh Yusroh”. Setengah ga percaya, kalo’ ibu yang ada di depan kami ini adalah ustadzah Yoyoh Yusroh, dai’I yang menjadi panutan untuk muslimah pada khususnya.

Kami pun berbincang sejenak, ternyata beliau akan berangkat ke Semarang, sedang ada MUSDA di sana dan beliau menjadi salah satu pengisi acara. Beliau pun berniat mengunjungi anak bungsunya yang sedang ga enak badan, beliau juga menjelaskan bahwa anak beliau kelas tiga dan mondok di pesantren, menghafal Qur’an udah 10 juz lanjutnya lagi. “Udah mau ujian dunk, bu…?” tanyaku sok akrab. “Belum….baru kelas tiga SD”. Aku dan Titie hanya bisa berkata “subhanallah lalu ber”oooo” panjang. Aku dan Titie pun bertukar cerita, termasuk tentang berlama-lamanya kami dibandara. Karena beliau tau kami sedang menunggu teman yang ketinggalan pesawat, akhirnya beliau memberikan bekal yang dibawa. Masing-masing dari kami mendapat sebuah roti, kak Fath yang ketinggalan pesawat juga dapet titipan kue plus sekaleng susu coklat dingin. Waah…semua bekal-nya Ustadzah Yoyoh habis dikasi ke kami…!! Setelah berbincang, beliau pamit coz pesawat yang akan menghantarkan beliau ke Semarang akan berangkat. Setengah ga percaya juga rasanya, kulihat wajah Titie juga ga kalah kagetnya. Hilang sudah rasanya lelah menunggu sejak pagi. Terbang rasanya jenuh yang sedari tadi menghampiri. Kita berdua, aku dan Titie merasa surprise buangeet..!! Yup, inilah hadiah Allah untuk kami. Subhanallah….rekayasa Allah terasa begitu indah. Waktu yang tersisa untuk menunggu akhirnya kami habiskan dengan istirahat di mushalla sambil membahas “hadiah” yang telah Allah berikan kepada kami.

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Sering kali kita tidak mensyukuri apa-apa yang telah Allah berikan untuk kita karena kita tidak mengetahui rekayasa yang telah Allah ciptakan dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika kita selalu mensyukuri nikmat Allah, dalam kondisi apapun maka niscaya tak ada keluh kesah yang keluar dari lisan ini.

Rabb…jadikan kami dalam golongan orang-orang yang selalu mensyukuri segala sesuatu yang Engkau berikan, apapun itu….. Dan jangan jadikan kami hamba-hamba yang kufur atas nikmat yang telah Engkau berikan, padahal jika hendak menghitung tentu tak sanggup diri ini menghitungnya…..
laut_biroe@190506

Tidak ada komentar:

Posting Komentar