Siang tadi aku memeluknya erat, sangat erat dan rasanya tak ingin melepaskan pelukanku. Sambil terisak aku berbisik padanya “seperti yang desi bilang kemaren, kehidupan sesungguhnya telah dimulai kak….”, tak kuasa menahan bulir bening yang berlomba keluar dari pelupuk mata yang terasa sendu. “Janganlah melepas kakak dengan tangis, lepaslah dengan senyum” jawabnya setengah bercanda. Kulepaskan pelukanku darinya sembari pura-pura merajuk.
Belum sampai satu pekan sejak kami membicarakan persiapan pernikahan rekan sesama pengurus KAMDA, saat itu ia berkata “tak terase, kita’ dah pade besa’ dah….” (baca: ga terasa, sekarang kalian udah pada dewasa”. Kami lalu mengingat masa-masa perjuangan di dakwah kampus, suka dan duka yang kami alami bersama.
Ya….waktu memang berlalu begitu cepat, kami bukan lagi adik kecil yang harus diperhatikan oleh kakak2 atau abang2 senior, bukan pula anak yang bisa bersembunyi di ketiak ibunya ketika melakukan kesalahan. Kami; aku dan teman-teman se-angkatan kini sudah mencapai fase dewasa di mana kami harus bisa bertanggung jawab sendiri. Kini, satu per satu memulai kehidupan yang sebenarnya.
Bulan kemarin Agus; Ketua Departemen Kebijakan Publik yang ditugaskan ke luar kota dan Dedee; bendahara KAMMI Daerah Kal-Bar juga diterima di Kejaksaan meski belum menerima SK penempatan tapi sepertinya juga akan meninggalkan Pontianak. Masih di bulan yang sama Dian, sahabatku sejak SMU yang kemudian jadi salah satu staff kaderisasi menikah. Bulan ini giliran Kak Yeyen; sekretaris KAMMI Daerah KalBar, meski ga se-angkatan tapi karena amanah dakwah kami jadi akrab, beliau ketrima program beasiswa S-2 di UI. Dan awal bulan depan, sahabat dekatku, salah seorang staff kaderisasi juga akan menikah, kemungkinan akan ke luar Pontianak juga. Sebentar lagi mungkin akan menyusul sahabat-sahabat lain yang pergi; mungkin Mushar, Ketua Departemen Kaderisasi yang pulang kampong ke Depok atau Huda, Ketua KAMMI Daerah KalBar yang pulang ke kembali ke tempat asal di Jakarta. Waaah…..siapa dunk yang tersisa…?!?! Jadi tambah sedih deh….
Rasanya tak ingin menyudahi munajatku selepas sholat maghrib, terbayang wajah saudara-saudara seiman. Do’a tulus untuk mereka mengalun dari lisan ini. Meski akan ada yang terasa hilang nantinya, tapi ini adalah sunatullah yang harus dilalui. Tidak setiap pertemuan mencerminkan kedekatan hati dan tidak setiap perpisahan berarti menjauhkan hati. Ukhuwah adalah saling mencintai dan mengasihi dalam ikatan tali agama Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah…… Ana ubibbukum fillah…. Ku tutup do’a yang kupanjatkan dengan sebuah pinta :“Ya Waduud, sampaikan salamku pada saudara-saudara yang kucintai karenaMu. Sampaikan pada mereka dengan caraMu yang paling indah, bahwa aku mencintai mereka karenaMu. Ya Allah…berilah kami keistiqomahan menapaki jalan dakwahMu, di jalan inilah kami dipersaudarakan dan di jalan ini pulalah kami berazam tuk menggapai Jannah-Mu. Rabb…pertemukanlah kami kelak di Jannah-Mu bersama Rasulullah, para sahabat dan orang-orang mu’min sebelum kami. Amiin…..”
kamar biroekoe, 310706 --catatan untuk para sahabat, untuk seorang kakak; selamat jalan saudariku, selamat berjuang membangun mimpi-mimpi menegakkan kegemilangan panji-panji Islam. Ana uhibbuki fillah kak…….--
Belum sampai satu pekan sejak kami membicarakan persiapan pernikahan rekan sesama pengurus KAMDA, saat itu ia berkata “tak terase, kita’ dah pade besa’ dah….” (baca: ga terasa, sekarang kalian udah pada dewasa”. Kami lalu mengingat masa-masa perjuangan di dakwah kampus, suka dan duka yang kami alami bersama.
Ya….waktu memang berlalu begitu cepat, kami bukan lagi adik kecil yang harus diperhatikan oleh kakak2 atau abang2 senior, bukan pula anak yang bisa bersembunyi di ketiak ibunya ketika melakukan kesalahan. Kami; aku dan teman-teman se-angkatan kini sudah mencapai fase dewasa di mana kami harus bisa bertanggung jawab sendiri. Kini, satu per satu memulai kehidupan yang sebenarnya.
Bulan kemarin Agus; Ketua Departemen Kebijakan Publik yang ditugaskan ke luar kota dan Dedee; bendahara KAMMI Daerah Kal-Bar juga diterima di Kejaksaan meski belum menerima SK penempatan tapi sepertinya juga akan meninggalkan Pontianak. Masih di bulan yang sama Dian, sahabatku sejak SMU yang kemudian jadi salah satu staff kaderisasi menikah. Bulan ini giliran Kak Yeyen; sekretaris KAMMI Daerah KalBar, meski ga se-angkatan tapi karena amanah dakwah kami jadi akrab, beliau ketrima program beasiswa S-2 di UI. Dan awal bulan depan, sahabat dekatku, salah seorang staff kaderisasi juga akan menikah, kemungkinan akan ke luar Pontianak juga. Sebentar lagi mungkin akan menyusul sahabat-sahabat lain yang pergi; mungkin Mushar, Ketua Departemen Kaderisasi yang pulang kampong ke Depok atau Huda, Ketua KAMMI Daerah KalBar yang pulang ke kembali ke tempat asal di Jakarta. Waaah…..siapa dunk yang tersisa…?!?! Jadi tambah sedih deh….
Rasanya tak ingin menyudahi munajatku selepas sholat maghrib, terbayang wajah saudara-saudara seiman. Do’a tulus untuk mereka mengalun dari lisan ini. Meski akan ada yang terasa hilang nantinya, tapi ini adalah sunatullah yang harus dilalui. Tidak setiap pertemuan mencerminkan kedekatan hati dan tidak setiap perpisahan berarti menjauhkan hati. Ukhuwah adalah saling mencintai dan mengasihi dalam ikatan tali agama Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah…… Ana ubibbukum fillah…. Ku tutup do’a yang kupanjatkan dengan sebuah pinta :“Ya Waduud, sampaikan salamku pada saudara-saudara yang kucintai karenaMu. Sampaikan pada mereka dengan caraMu yang paling indah, bahwa aku mencintai mereka karenaMu. Ya Allah…berilah kami keistiqomahan menapaki jalan dakwahMu, di jalan inilah kami dipersaudarakan dan di jalan ini pulalah kami berazam tuk menggapai Jannah-Mu. Rabb…pertemukanlah kami kelak di Jannah-Mu bersama Rasulullah, para sahabat dan orang-orang mu’min sebelum kami. Amiin…..”
kamar biroekoe, 310706 --catatan untuk para sahabat, untuk seorang kakak; selamat jalan saudariku, selamat berjuang membangun mimpi-mimpi menegakkan kegemilangan panji-panji Islam. Ana uhibbuki fillah kak…….--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar