Bonds of Love-nya Raihan mengalun dari HP, menandakan ada pesan yang masuk. Kubaca sms yang baru kuterima, hhmmm….sebuah pertanyaan dari seorang teman yang membuat dahiku berkerut. “Ukhti, ikhwan dambaan akhwat itu seperti apa sih?” kira-kira begitulah pertanyaannya. Dan tentu saja jawabannya relative, tergantung siapa yang ditanya. Dan kalo’ bisa sih tentu saja semua orang akan berharap yang terbaik; agamanya, facenya, keturunannya dan hartanya. Saya rasa semua orang ga bakal nolak kalo’ Allah ngasi yang kaya’ gitu, hehehe…8x.
Kembali lagi kepada pertanyaan yang dilontarkan teman saya itu; seperti apa sih ikhwan dambaan akhwat? Dan sekali lagi saya katakana bahwa jawabannya relative, tergantung siapa yang ditanya. Kriteria ideal saya dan sahabat dekat saya aja berbeda, jadi ga bisa disamakan. Jawabannya akan sangat bergantung pada karakter dan kebutuhan si akhwat dan yang menjadi kata kunci adalah bagaimana ia memandang hidup dan pernikahan yang menjadi bagian dari hidupnya itu.
Namun, terlepas dari seperti apa kriteria pasangan dambaan kita bahwa setiap orang telah menetapkan orang yang tepat untuk kita dan ia akan datang pada saat yang tepat yang telah Allah tetapkan pula, terlepas apakah orang yang telah Allah tetapkan itu adalah kriteria dambaan kita atau tidak. Kadang kita harus bisa berdamai dengan taqdir yang sering kali tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tapi yakinlah bahwa Allah selalu memberi yang terbaik bagi setiap mu’min.
Dan jika sekali lagi saya ditanya tentang bagaimana ikhwan dambaan akhwat, saya akan katakan bahwa siapapun yang Allah tetapkan bagi wanita-wanita shalihah itu, insyaAllah mereka termasuk orang-orang yang selalu mensyukuri apa yang telah Sang Pemilik Jiwa tetapkan untuknya. Jangan tanya lagi seperti apa ikhwan dambaan mereka karena jauh di lubuk hatinya, wanita itu telah menyediakan ruang kosong di hatinya untuk seseorang –entah siapa dan di mana—untuk dicintai pada saat dan waktu yang telah dihalalkan. Dan percayalah bahwa para akhwat itu telah memulai pembelajaran untuk menghormati, menghargai dan menerima seseorang yang telah Allah tetapkan untuknya –entah siapa dan di mana—sejak ia mengerti perintah untuk menjaga diri dan kehormatannya. Wallahu'alam wastaghfirullah.....
---utk seorang teman yg bertanya, afwan ...bukan ga mau jawab tapi kaya'nya pertanyaan senada ga perlu ditanyain deh...----
Kembali lagi kepada pertanyaan yang dilontarkan teman saya itu; seperti apa sih ikhwan dambaan akhwat? Dan sekali lagi saya katakana bahwa jawabannya relative, tergantung siapa yang ditanya. Kriteria ideal saya dan sahabat dekat saya aja berbeda, jadi ga bisa disamakan. Jawabannya akan sangat bergantung pada karakter dan kebutuhan si akhwat dan yang menjadi kata kunci adalah bagaimana ia memandang hidup dan pernikahan yang menjadi bagian dari hidupnya itu.
Namun, terlepas dari seperti apa kriteria pasangan dambaan kita bahwa setiap orang telah menetapkan orang yang tepat untuk kita dan ia akan datang pada saat yang tepat yang telah Allah tetapkan pula, terlepas apakah orang yang telah Allah tetapkan itu adalah kriteria dambaan kita atau tidak. Kadang kita harus bisa berdamai dengan taqdir yang sering kali tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tapi yakinlah bahwa Allah selalu memberi yang terbaik bagi setiap mu’min.
Dan jika sekali lagi saya ditanya tentang bagaimana ikhwan dambaan akhwat, saya akan katakan bahwa siapapun yang Allah tetapkan bagi wanita-wanita shalihah itu, insyaAllah mereka termasuk orang-orang yang selalu mensyukuri apa yang telah Sang Pemilik Jiwa tetapkan untuknya. Jangan tanya lagi seperti apa ikhwan dambaan mereka karena jauh di lubuk hatinya, wanita itu telah menyediakan ruang kosong di hatinya untuk seseorang –entah siapa dan di mana—untuk dicintai pada saat dan waktu yang telah dihalalkan. Dan percayalah bahwa para akhwat itu telah memulai pembelajaran untuk menghormati, menghargai dan menerima seseorang yang telah Allah tetapkan untuknya –entah siapa dan di mana—sejak ia mengerti perintah untuk menjaga diri dan kehormatannya. Wallahu'alam wastaghfirullah.....
---utk seorang teman yg bertanya, afwan ...bukan ga mau jawab tapi kaya'nya pertanyaan senada ga perlu ditanyain deh...----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar