Suara khas si emen bututku menandakan ada seseorang yang tengah menelfon ke nomerku, kuhentikan langkah menuju kamar mandi dan memutar balik langkahku menuju kamar tempat sumber suara berasal. Segera kuraih si emen; “Assalamu’alaikum…”, sapaku ramah.
“Wa’alaikumsalam.Afwan nih Des, ana mau pinjem uang. Kemarin pas mau berangkatin adek-adek ke Jakarta, kita pinjem uang dulu Rp.200.000 nah…sekarang ana mau balikin uang itu tapi ana baru dapet uang tanggal 20-an. Bisa ga ana pinjem uang anti dulu ntar tanggal 20-an diganti”. Balas akhwat yang menelfonku, mencoba menjelaskan maksud dan tujuannya. Jujur aja memang saat itu aku ga punya uang sebanyak itu, sempat terlintas tabunganku tapi uang itu akan dipake untuk modal ambil dagangan. Jadi akhirnya dengan bimbang aku menyatakan tidak bisa membantunya. Telefon ditutup, pembicaraan selesai tapi ternyata masalahnya ga selesai sampai disitu. Justru setelah telefon ditutup, timbul pergolakan batin;
Nafsu Muthmainnah: “kenapa ga pinjemin uang di tabungan dulu aja toh belum tau juga kapan pastinya barang dagangannya dateng…”.
Nafsu Lawamah: “Ntar kalo tiba-tiba barangnya dateng dan duitnya belum dibalikin gmn…???”
Nafsu Muthmainnah: “Tapi kan katanya barang dateng sekitar 2 pekan lagi, lebih dari tanggal 20 kan??”
Nafsu Lawamah: “iya kalo dibalikinnya ontime,kalo ngaret gmn…?!”
Begitulah kira-kira pertengkaran antara nafsu muthmainah dan nafsu lawamah yang berlangsung sampai aku tiba di kantor dan akhirnya pertengkaran dimenangkan oleh nafsu muthmainah, aku memutuskan untuk memberikan pinjaman dari uang tabunganku. Kuraih si emen dan menekan keypadnya, menuliskan kata demi kata “Aslmkm.Gmn bu, udah dapet belum? Kalo belum, insyaAllah pake uang ana aja dulu krn ana juga belum pasti kapan pakenya”. Begitu kira-kira bunyi sms yang ku kirim, dan tak berapa lama si emen berbunyi, tanda sms masuk. “Wa’alaikumsalam. Alhamdulillah, udah dapet. Jazakillah….”.
Yaah…telat, mau berbuat baik aja kelamaan mikir jadi kesempatan beramalnya diambil orang lain deh…. Padahal, pasti bukan kebetulan si akhwat memutuskan untuk menelfon dan minta bantuan padaku. Tentulah Allah yang menggerakkannya untuk menghubungiku, karena Allah ingin beri kesempatan di pagi hari itu untukku beramal shalih tapi aku menghilangkan kesempatan yang Allah berikan itu. Sayang sekali, pikirku kemudian tapi apa daya…kesempatannya sudah terlanjur berlalu tapi tentu saja itu jadi pelajaran berharga agar lain kali aku tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk berbuat baik, sekecil apapun itu. Karena kita tak pernah tau, amal mana yang kita kerjakan yang membuat Allah jatuh cinta pada kita.
Rabb, ajari hamba mencintaiMu, mencintai amal-amal yang Kau cintai dan membawa pada kecintaanMu... dan berilah kami kekuatan untuk mengikhlaskan setiap amal kebaikan yang telah hamba lakukan…
Rabb, beri hamba kekuatan untuk membalas kejahatan maupun kedzaliman yang orang lain lakukan pada hamba dengan kebaikan, kebaikan yang dapat menyentuh nurani dan membuka hati mereka yang mendzalimi sehingga kebaikan yang hamba lakukan menjadi sarana bagi mereka agar menjadi lebih baik, amiiin………
Rabu, 10 September 2008
Yaaah, Lewat Deh...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar