Memaknai idealita yang kadang tak dapat berdamai dengan realita sungguh merupakan proses pembelajaran yang cukup sulit bagiku. Ketika hampir setiap pekan dalam dalam forum halaqoh aku mengetahui konsep idealita yang harus dibangun dalam proses tegaknya kalimat Allah di muka bumi namun begitu kaki ini beranjak keluar dari forum halaqoh menuju pos-pos dakwah tempat mengaplikasikan konsep idealita yang kudapat sering kali realita yang kutemui tak seindah yang seharusnya terjadi.
Misalnya saja tentang cara bercandanya para ikhwan yang mungkin saking pengen akrabnya kadang kebablasan dengan canda yang gak syar’i. Bukankah Rasulullah sendiri meberi contoh bahwa canda itu sah-sah saja asal tidak mengandung kebohongan,tidak menyakiti hati orang lain dan tidak mengandung unsur kemungkaran. Atau tentang cara para ikhwan menghargai saudaranya, sering kali kudengar mereka diskusi entah ketika rapat atau pun diskusi lepas ketika berkumpul, jarang sekali ku dengar diskusi yang “nadanya” enak didengar. Yang ada adalah debat yang sering kali tidak memperhatikan adab; kadang menjatuhkan, memotong pembicaraa saudaranya, sampai terkadang memojokkan (meski mungkin tak bermaksud seperti itu) namun itulah yang terjadi. Hhmmm...apa mungkin aku yang terlalu membesarkan masalah?! Tapi bukankah dalam berdebat pun dalam Islam ada adabnya….?!?!?!
Kasus lain adalah tentang amanah dakwah yang harusnya di pikul bersama oleh para rijalud dakwah, namun kenyataannya banyak sekali kader yang memang harusnya ikut mengambil bagian dalam kerja-kerja jama’i ini tapi mereka malah membiarkan saudaranya yang mengambil bagian itu, padahal orang yang mengambil bagiannya telah memikul amanah di pundak kiri dan kanannya. Kemana konsep amal jama’i….?!?! Aahhh….husnudzon saja, mungkin mereka telah mengambil bagian di wilayah dakwah yang lain. Tapi kenyataannya mereka tak ada di mana-mana……!!!! Tetap husnuzdon saja, mungkin amanahnya tidak dzohir……..
Berbagai realitas yang ku hadapi memunculkan sebuah pertanyaan besar; kemana materi-materi tarbiyah yang selama ini di dapat? Apa mungkin hilang tanpa bekas….?!?! Memang banyaknya materi yang di dapat atau lamanya tarbiyah seseorang tidak menjamin kefahamannya terhadap Islam dan harokah, tapi setidaknya ada atsar dari apa yang telah didapatkan dalam proses panjang tarbiyah (entahlah…..aku pun tak mampu berkata banyak, hanya mampu berharap aku termasuk orang yang diberi keistiqomahan berpijak dalam jalan dakwahNya sampai kemuliaan syahadah menjemput….)
Kualitas jama’ah ini sangat bergantung pada kualitas kader yang berada dalamnya. Aku tak ingin hanya mengeluh dan merasa tidak puas tapi bagaimana apa yang selama ini membuatku tak puas maupun menjadi pemacu untukku bergegas….terus dan terus melakukan perbaikan diri, mungkin aku tak mampu berbuat banyak untuk merubah orang lain tapi aku akan terus berusaha membenahi diri dan menjadi solusi bagi orang lain, tak hanya sekedar menjadi problem speaker. Karena aku adalah bagian dari dari jama’ah bagian dari masa depan dakwah. Dan komitmen pada nilai-nilai Islam yang selama ini ditanamkan dalam setiap pertemuan halaqoh adalah jawaban..!!!
"Rabb…..izinkan aku menjadi bagian dari manusia-manusia langit, komunitas yang berorientasi pada langit. Manusia yang berorientasi akhirat yang berada di bumi. menjadi manusia langit, yang dengan sayapnya dapat meringankan beban bumi… yang dengan biru lembutnya memberi keteduhan……. Namun sekokoh apapun manusia langit, tanpa Rabbnya dia bukan apa-apa……"
Selengkapnya...
Kamis, 07 Juli 2005
Manusia-Manusia Langit
Langganan:
Postingan (Atom)